Selasa 14 Jan 2020 20:16 WIB

KemenPPPA akan Latih Perempuan Korban Banjir di Lebak

Pelatihan pemberdayaan bagi perempuan untuk mengisi waktu di pengungsian

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspa Yoga (kedua kanan) berbincang dengan Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya (kiri) saat mengunjungi korban bencana di Dodiklatpur, Lebak, Banten, Senin (13/1/2020)
Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspa Yoga (kedua kanan) berbincang dengan Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya (kiri) saat mengunjungi korban bencana di Dodiklatpur, Lebak, Banten, Senin (13/1/2020)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga mengatakan pihaknya akan melakukan pelatihan pemberdayaan kepada perempuan korban banjir di Lebak untuk mengisi waktu di pengungsian.

"Mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah bisa dilakukan. Pemberdayaan perempuan di pengungsian untuk mengisi waktu luang," kata Bintang kepada wartawan di Kantor Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Jakarta, Selasa (14/1).

Bintang mengatakan sudah mengunjungi korban banjir di Lebak yang mengungsi di Komando Pendidikan dan Pelatihan Tempur (Dodiklatpur) Resimen Induk Kodam (Rindam) III/Siliwangi, Kabupaten Lebak.

Di tempat tersebut, terdapat 320 perempuan yang mengungsi. Mereka akan mendapatkan pelatihan pemberdayaan untuk mengisi waktu di pengungsian sesuai dengan minat mereka.

"Sudah didata. Ada yang ingin ikut pelatihan tata boga, pelatihan membuat keripik, pelatihan online, dan pelatihan berkebun. Mudah-mudahan Senin sudah bisa dilaksanakan sesuai keinginan mereka," tuturnya.

Bintang mengatakan kunjungannya ke pengungsian yang ada di Dodiklatpur Rindam III/Siliwangi sekaligus untuk meresmikan posko ramah perempuan dan anak."Di posko tersebut akan ada layanan pengaduan, layanan psikososial, dan pemenuhan kebutuhan spesifik perempuan dan anak," katanya.

Kebutuhan umum seperti selimut biasanya tersedia cukup banyak di pengungsian. Namun, kebutuhan spesifik perempuan dan anak seperti pembalut, makanan pendamping ASI, dan makanan balita kerap kali masih kurang.

"Ada hal-hal spesifik yang harus menjadi perhatian kita bersama. Dalam penanganan korban banjir, kami lebih pada memastikan pemenuhan hak-hak perempuan dan anak di pengungsian," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement