Rabu 15 Jan 2020 09:37 WIB

Bintang Laut Berduri Jadi Ancaman Terumbu Karang Raja Ampat

Bintang laut berduri atau CoTS yang merupakan hama bagi terumbu karang.

Suasana keindahan alam di sekitar Pianemo, Raja Ampat, Papua Barat, Jumat (22/11).
Foto: Republika/Prayogi
Suasana keindahan alam di sekitar Pianemo, Raja Ampat, Papua Barat, Jumat (22/11).

REPUBLIKA.CO.ID, WAISAI -- Kerusakan terumbu karang di Raja Ampat bukan saja karena ditabrak oleh kapal wisata, tetapi ancaman yang lebih serius adalah bintang laut berduri atau CoTS yang merupakan hama bagi terumbu karang.

Sekretaris Daerah Raja Ampat Yusuf Salim mengakui bahwa bintang laut berduri merupakan ancaman yang sangat serius bagi kerusakan terumbu karang di Raja Ampat. Menurut dia, pemerintah daerah bersama lembaga-lembaga konservasi internasional, organisasi pemerhati lingkungan, dan pemangku kepentingan pariwisata yang ada di Kabupaten Raja Ampat telah membentuk tim guna mengatasi bintang laut berduri.

Ia menjelaskan, lembaga konservasi dan organisasi pemerhati lingkungan di Raja Ampat telah melakukan aksi pemusnahan bintang laut berduri sebagai pencegahan peningkatan populasi yang akan merusak terumbu karang.

"Pemerintah daerah berterima kasih kepada lembaga konservasi dan organisasi pemerhati lingkungan yang telah membantu pemerintah untuk mencegah atau memberantas bintang laut berduri yang merupakan ancaman bagi terumbu karang di Raja Ampat," ujarnya.

Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) kabupaten Raja Ampat adalah salah satu organisasi pemandu wisata yang sangat intens melakukan pemusnahan bintang laut berduri guna mencegah peningkatan populasi yang menyebabkan kerusakan terumbu karang.

Sekretaris DPC HPI Raja Ampat Maikel Sada yang memberikan keterangan terpisah mengatakan dua tahun terakhir pemandu wisata HPI Raja Ampat telah memutuskan 3.000 bintang laut berduri di kawasan wisata tersebut.

"Aksi tersebut akan terus dilakukan untuk menjaga kelestarian terumbu karang Kabupaten Raja Ampat yang merupakan objek wisata dunia segar terus berkelanjutan bagi generasi yang akan datang," ujar dia.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari peneliti terumbu karang di Kabupaten Raja Ampat bahwa peningkatan populasi bintang laut berduri di daerah tersebut akibat tingginya nutrisi air laut yang disebabkan oleh sanitasi dan limbah. Bintang laut berduri tersebut hinggap di terumbu karang yang hidup dan mengisap sari makanan terumbu karang tersebut hingga mati dan hancur.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement