REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Pemerintah Kabupaten Lebak memperpanjang status darurat bencana banjir di wilayahnya hingga Selasa (28/1). Status darurat yang sebelumnya hanya sampai Selasa (14/1) ini akhirnya ditambah hingga dua pekan ke depan.
Hal ini dijelaskan Plt Kepala BPBD Kabupaten Lebak, Kaprawi yang menyebut Pemkab masih berkonsentrasi dalam menangani pengungsi dan akses jalan yang rusak di beberapa titik di wilayahnya. "Hasil diskusi, kita perpanjang sampai tanggal 28 Januari. Ini kan karena kita masih menangani pengungsi ya, di Posko pengungsian Ciuyah itu kita konsentrasikan. Arti status darurat ini karena memang pada korban masih perlu pertolongan banyak pihak," jelas Kaprawi, Selasa (14/1).
Selain penanganan para pengungsi, Pemkab Lebak juga masih melakukan upaya pembukaan akses daerah terisolasi yang ada di Lebaksitu, Kecamatan Lebak Gedong. Lebak, Kaprawi mengatakan, setiap daerahnya dihubungkan dengan jembatan yang jika rusak maka warga akan kesulitan untuk berpindah dari satu daerah dengan daerah lain.
Selain itu, pemkab juga masih berupaya menyediakan fasikitas ruang belajar bagi para siswa yang bangunan sekolahnya hanyut oleh banjir bandang. Sebanyak 19 tenda darurat disebutnya telah didirikan sebagai pengganti ruang kelas untuk Legiatan Belajar Mengajar (KBM) siswa.
Warga beraktifitas di rumahnya di Kampung Gunung Julang, Desa Lebaksitui, Kecamatan Lebak Gedong, Banten, Senin (13/1).
"Kita fokus juga untuk mencari lahan sekolah para siswa, karena sekolahnya ada yang hilang bangunannya. Kita sinergi dengan pemerintah pusat untuk mencari lahan yang bisa digunakan dan tentunya akan sesuai peraturan radius berapa meter jaraknya dari sungai. Tanah di sana kan banyak yang tingkat kemiringan sampai lebuh dari 30 derajat," tuturnya.
Sementara Danramil Cipanas- Lebak Gedong, Kapten Armed Nasori juga menyebut daerah Lebaksitu masih belum bisa dikases melalui kendaraan roda dua atau roda empat. Pihaknya masih dalam upaya membersihkan ranah longsoran beserta bebatuan yang menutup jalan.
"Gunung Julang, Desa Lebaksitu memang akses jalannya masih terputus. Karena longsorannya kan ketinggiannya sampai 200 meter, jalannya putus, kalau mau akses paling harus bangun jembatan. Kalau jalan kaki bisa lewat bawah, makanya dropping logistik kita selama ini masih pakai helikopter," terangnya.
Hingga kini menurutnya kondisi di lokasi terdampak bencana cuacanya masih belum menentu. Meski begitu, hal ini tidak mengganggu upaya pembukaan akses jalan personel yang diturunkan. "Cipanas sudah terbuka semua, termasuk buat jembatan darurat. Cinyiru, Muara sudah bisa dilalui aksesnya. Gunung Julang juga sudah ada bantuan pakai alat berat juga," tuturnya.
"Fokus petugas sekarang droping logistik, bantu pembersihan jalan, pembersihan majelis termasuk masjid. Ini di wilayah Cipanas-Lebak Gedong ya," tambahnya.
Sejumlah pengungsi korban banjir bandang beraktivitas di dalam tenda di Kampung Susukan, Sajira, Lebak, Banten, Senin (13/1/2020).
Adapun Camat Lebak Gedong, Wahyudin menyebut kendala membuka akses di Lebaksitu adalah banyaknya batu besar yang melintang di jalan dan tanah longsor yang menutup badan jalan. Meski begitu, logistik bantuan makanan hingga kesehatan, diklaimnya sudah terdistribusi secara merata.
"Jalan di Lebaksitu memang tertutup tanah, batu yang ukurannya sampai sebesar rumah tipe 27. Sementara kalau digeser tidak bisa, paling akan kita hancurkan pakai alat sedanya sekarang," tutur Camat.
Layanan listrik sampai saat ini juga masib belum bisa digunakan di Kampung Cinyiru, Cigobang, Lebaksitu. Hal ini disebabkan tiang listrik yang ada masih belum bisa diperbaiki karena lahannya juga masih penuh longsoran.
Sementara untuk layanan pendidikan di daerahnya, pemerintah daerah sudah mendistribusikan seragam hingga alat tulis bagi para siswa korban bencana banjir bandang Lebak. "Kita distribusikan seragam sampai alat tulis buat siswa. Guru-guru juga kita salurkan ke posko atau tenda-tenda darurat yang difungsikan sebagai ruang KBM siswa," ungakpnya.
Seperti diketahui bencana banjir bandang di Banten mengakibatkan korban jiwa sebanyak 10 orang, kerusakan dua ruas jalan, 1.419 rumah, 19 gedung sekolah meliputi PAUD, TK, SD, SMP. Termasuk bangunan dan tanah SMP 4 Lebakgedong yang hanyut terbawa arus air dan gedung SDN 1 dan SDN 2 Banjaririgasi Kecamatan Lebakgedong mengalami rusak berat.