Selasa 14 Jan 2020 08:00 WIB

RSUD Wonosari Gunung Kidul Rawat Belasan Pasien DBD

Salah satu pasien anak berusai 11 tahun meninggal dunia setelag menjalani perawatan.

Kasus DBD mulai marak terjadi. Foto, perawat memeriksa kondisi pasien DBD (ilustrasi)
Foto: Republika/ Wihdan
Kasus DBD mulai marak terjadi. Foto, perawat memeriksa kondisi pasien DBD (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta merawat 12 pasien Demam Berdarah Dengue (DBD). Salah satunya, Alifa Rosita (11), warga Desa Wareng meninggal dunia setelah menjalani perawatan pada Jumat (10/1).

Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi RSUD Wonosari Sumartana di Gunung Kidul, Selasa (14/1)  mengatakan pada awal Januari ini, RSUD setempat sudah merawat 12 pasien DBD. "Dari 12 pasien yang dirawat di RSUD Wonosari meninggal dunia atas nama Alifa Rosita. Pasien positif DBD. Kami sempat merawat, tapi nyawanya tidak bisa ditolong," kata dia.

Baca Juga

Ia mengatakan tim medis sudah berusaha untuk menolong korban, tetapi berdasarkan hasil pemeriksaan, pasien terlambat dirujuk ke rumah sakit sehingga nyawanya tidak tertolong. "Pasien dibawa ke rumah sakit sudah dalam kondisi parah. Kami sudah berupaya maksimal menangani pasien, tapi pasien tidak tertolong,” katanya.

Pihaknya sudah melapor ke Dinas Kesehatan atas adanya pasien DBD meninggal. Dia menjelaskan pasien meninggal itu sebagai yang pertama pada 2020. Pada 2019, RSUD merawat 297 pasien DBD, tetapi tidak ada yang sampai meninggal dunia.

Da menambahkan untuk mengurangi risiko fatal penyakit DBD, masyarakat diminta mengenali cirri-ciri awal penyakit yang disebabkan oleh nyamuk aides agepty itu. Pengenalan tanda penyakit demam berdarah itu, kata dia, sebagai langkah penting untuk menyelamatkan korban.

"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk jeli terhadap gejala DBD. Kalau ada gejala panas segera diperiksakan ke puskemas terdekat supaya dapat ditangani dengan cepat," kata dia.

Kepala Dinas Kesehatan Gunung Kidul Dewi Irawati mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit DBD. Sesuai dengan siklus berkembangbiak nyamuk, kata dia, musim hujan merupakan waktu yang rawan terjadinya serangan DBD. "Hal itu perlu diantisipasi agar penyebaran penyakit DBD tidak semakin meluas,” kata dia.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement