REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepala Unit Pelaksana Tugas (UPT) Malioboro Ekwanto mengatakan saat ini pihaknya memaksimalkan compactor truck untuk membawa sampah yang ada di Malioboro. Alat tersebut merupakan pinjaman dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta.
"Pemkot melakui DLH ada compactor itu, yakni sebuah armada yang mampu membuang sampah. Satu armada itu bisa menampung sampah dua truk. Januari ini polanya begitu," kata Ekwanto kepada Republika.co.id, Senin (13/01).
Ia mengaku, saat Libur Natal dan Tahun Baru lalu, pihaknya sempat kewalahan dalam membuang sampah. Sebab, UPT Malioboro sudah tidak lagi memiliki tempat pembuangan sampah sementara sebelum dibawa ke TPA Piyungan, Bantul.
Satu hari, penambahan sampah yang diproduksi saja bisa mencapai tiga truk sampah. Jumlah tersebut meningkat, yang mana pada hari biasa Malioboro hanya memproduksi dua truk sampah.
"Kantor kami yang lama, dulunya ada depo (tempat pembuangan sementara). Karena sudah dirobohkan, akhirnya ditutup dan deponya juga ditutup. Tapi sejak pindah kantor, sudah tidak punya depo lagi," kata Ekwanto.
Walaupun begitu, dengan compactor ini pengangkutan sampah lumayan terbantu. Sebab, satu armada compactor dapat menampung dua truk sampah.
Pihaknya pun berencana untuk menambah satu compactor tahun depan. "Sejak Januari, kita tiap hari mengoperasikan compactor. Ada satu kompektor dari DLH, tahun depan kami juga berencana ada sendiri," jelasnya.