Senin 13 Jan 2020 20:38 WIB

KLHK Petakan Daerah yang Akan Ditanam Vetiver

Vetiver akan ditanam di daerah rawan longsor, seperti Banten dan Jawa Barat.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sudah memetakan daerah yang akan ditanami tanaman vetiver (Ilustrasi Longsor)
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sudah memetakan daerah yang akan ditanami tanaman vetiver (Ilustrasi Longsor)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sudah memetakan daerah yang akan ditanami tanaman vetiver. Namun, tanaman tersebut akan ditanam terutama di daerah yang mengalami longsor di Banten dan Jawa Barat.

"Kita memetakan, lahan di Banten akan banyak ditanam vetiver karena memang setelah longsor tanahnya terkupas. Banyak tebing-tebing yang muncul setelah terjadi longsor dan itulah yang akan kita tanami vetiver," ujar Sekretaris Ditjen Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (PDASHL) Yulianto Joko Putranto, di sela rapat kerja rehabilitasi DAS yang dilakukan di kantor KLHK di Jakarta, Senin (13/1).

Baca Juga

Daerah Lebak di Banten dan Sukajaya di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengalami banjir bandang dan tanah longsor setelah hujan tidak berhenti mengguyur daerah Jabodetabek pada awal 2020. Hujan menelan 62 korban jiwa dengan 20 orang meninggal di Banten dan 26 orang di Jawa Barat dan 16 sisanya di DKI Jakarta.

Vetiver atau akar wangi atau narwastu merupakan jenis rumput yang berasal dari India dan memiliki batang yang kaku dan keras. Jika ditanam, tumbuhan dari famili Poaceae itu tumbuh seperti pagar yang rapat dan mampu menahan aliran air permukaan.

Meskipun vetiver bukanlah satu-satunya tanaman penutup lahan tapi jenis tanaman tersebut merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk pengendalian tanah di tebing. Apalagi, kata Yulianto, setelah longsor yang mengakibatkan terkupasnya tanah menyebabkan tanah daerah tersebut sudah tidak subur yang membuat jenis vetiver yang harus ditanam duluan.

Tidak hanya di Jawa, KLHK juga akan menanam vetiver di daerah-daerah lain di pulau-pulau selain Jawa yang daerah tebingnya sudah tersingkap. KLHK sendiri ditargetkan untuk melakukan rehabilitasi 2.500 hektare (ha) di DAS Ciujung dan DAS Cidurian yang memiliki hulu di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak melewati Banten dan bermuara di Laut Jawa.

Sebagai salah satu upaya rehabilitasi DAS, KLHK juga mengajak para pengelola hutan rakyat untuk mulai menanam pohon yang lebih kuat untuk menahan dan menyimpan air di daerah hulu.

"Inilah yang mau kita coba tawarkan kepada masyarakat jenis tanaman-tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi antara lain seperti macademia," ujar Yulianto.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement