Senin 13 Jan 2020 17:13 WIB

Ratu Inggris Ingin Kasus Harry Meghan Segera Selesai

Keluarga kerajaan Inggris bertemu hari ini membahas imbas mundurnya Harry Meghan.

Museum Madam Tussauds di London, Inggris, memindahkan patung lilin Pangeran Harry dan Meghan Markle yang dulunya berdampingan dengan Ratu dan Pangeran William. Patung akan ditempatkan di posisi lain mulai Kamis (8/1).
Foto: AP
Museum Madam Tussauds di London, Inggris, memindahkan patung lilin Pangeran Harry dan Meghan Markle yang dulunya berdampingan dengan Ratu dan Pangeran William. Patung akan ditempatkan di posisi lain mulai Kamis (8/1).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rizky Jaramaya

Hari ini (13/1), rencananya Ratu Inggris akan menggelar pertemuan keluarga membahas mundurnya Pangeran Harry dan Meghan Markle terkait posisinya sebagai anggota senior kerajaan. Belum diketahui apa yang akan diputuskan dari pertemuan tersebut.

Baca Juga

Dikutip dari Associated Press, ada beberapa kemungkinan yang akan didiskusikan. Tapi Ratu Elizabeth disebut menginginkan keputusan keluar dalam waktu beberapa hari, bukan beberapa pekan.

Pada pertemuan hari ini Ratu menargetkan sudah ada langkah-langkah yang akan bisa diambil. Setelah itu baru akan ada sejumlah pertemuan lanjutan dengan pejabat dari Inggris dan Kanada serta kerabat kerajaan.

Sejumlah hal yang akan dibahas, di antaranya siapa yang akan membayar keamanan Harry dan Meghan. Selama ini pengamanan keduanya dibayar melalui pajak negara. Hal lain yang akan dibahas adalah kegiatan apa yang mereka bisa lakukan untuk menghasilkan uang. Lalu membahas konsekuensi pajak apa yang terkait dengan pindahnya Harry Meghan ke Kanada atau Amerika.

"Ratu mengatakan dia ingin mengambil keputusan secara cepat, dan itu karena dia tidak ingin Harry pergi begitu saja, saya yakin, dan tidak kembali," ujar biografer kerajaan Angela Levin kepada Sky News.

"Mereka masih ingin mempertahankan hubungan keluarga. Ini akan menjadi tragedi besar bila semua terjadi dengan perasaan jelek."

Teman dari Harry dan Meghan mengatakan keputusan keduanya diambil karena ada perasaan tersisihkan. Terutama karena keluarga besar fokus pada tiga orang dalam suksesi, yaitu Pangeran Charles, Pangeran William, dan Pangeran George.

Tom Bradby, seorang jurnalis TV yang dikenal dekat dengan Harry Meghan, mengatakan keluarga kerajaan membutuhkan 'kesepakatan damai' demi menghindari perang berlarut-larut yang bisa merusak monarki. "Saya punya pemikiran apa yang bisa terjadi jika wawancara keduanya ditayangkan utuh, tanpa ada yang ditahan, dan saya rasa itu tidak akan bagus," kata Tom.

Keputusan mundurnya Harry dan Meghan menimbulkan reaksi beragam. Tapi publik umumnya merasa simpati kepada Ratu. "Saya sangat merasa kasihan kepada," ujar Jean Acton (70 tahun). Ia berkumpul dengan warga lokal lainnya untuk melihat para keluarga kerajaan tiba di Gereja St Mary Magdalene. "Pasti ini sangat buruk, bagi orang tua mana pun, entah Anda anggota kerajaan atau bukan."

photo
Pangeran Harry dan istrinya Duchess of Sussex, Meghan Markle, mengumumkan mundur dari posisinya sebagai anggota senior Kerajaan Inggris, Rabu (8/1). Keputusan tersebut konon tidak disukai oleh Ratu Elizabeth II.

Pangeran William disebut menyatakan kesedihannya atas keputusan adiknya meninggalkan Kerajaan Inggris. William berharap masalah internal keluarga ini bisa diselesaikan sehingga kerajaan dapat solid kembali.

"Saya sudah merangkul saudara saya sepanjang hidup saya. Sekarang saya tidak bisa melakukan itu lagi, kami adalah entitas yang terpisah," ujar William dilaporkan Sunday Times, Senin (13/1).

William mengatakan, dirinya akan mencoba untuk memberikan dukungan kepada Harry. Namun dia berharap, suatu saat nanti Harry dapat kembali lagi ke dalam keluarga kerajaan.

"Saya sedih tentang hal itu, yang bisa kita lakukan adalah mencoba mendukung mereka. Saya berharap akan tiba saatnya kita semua berada di halaman yang sama. Saya ingin semua orang berada dalam satu tim yang sama," kata William.

Selepas keduanya resmi mengundurkan diri sebagai anggota senior kerajaan, Pangeran Harry dan istrinya, Meghan kemungkinan akan tinggal dan menjadi penduduk semi permanen di kota ujung selatan Pulau Vancouver, tepatnya di pantai barat Kanada. Rencana mereka untuk menghabiskan lebih banyak waktu di Amerika Utara telah menimbulkan spekulasi bahwa mereka akan membangun rumah di Kanada.

Reuters melaporkan, setelah beberapa hari berada di Inggris, Meghan terbang ke Kanada untuk bertemu dengan putra mereka yang berusia 8 bulan, Archie. Menurut laporan media setempat, Meghan berada di Semenanjung Saanich yang merupakan bagian dari Pulau Vancouver di utara ibu kota British Columbia. Daerah ini menjadi tempat liburan Harry dan Meghan pada akhir tahun 2019.

"Saya tidak akan menyebut diri saya sebagai anggota (kerajaan) sampai mereka datang ke kota ini, dan tentu saja itu menarik minat kami," ujar seorang penduduk, Joan Wilson, di Semenanjung Saanich.

Semenanjung Saanich telah lama populer di kalangan pensiunan, karena dikenal sebagai kota yang santai dan tenang. Selain itu, kota tersebut dekat dengan pelabuhan feri ke British Columbia. Kota di Semenanjung Saanich memiliki jumlah penduduk kurang dari 20 ribu jiwa. Kota tersebut juga dilengkapi dengan berbagai macam toko suvenir yang menjual barang-barang bertema laut, dan butik.

Liburan Harry dan Meghan di Semenanjung Saanich telah menjadi daya tarik bagi warga setempat. Salah satu warga Saanich Utara, Beth Doman mengatakan, Saanich telah menarik wisatawan bagi orang-orang kaya dan kelas menengah. Doman mengaku penasaran di mana Harry dan Meghan akan tinggal. Meski penasaran, dia dan penduduk setempat bertekad untuk memberikan privasi kepada pasangan itu.

"Ada banyak rumah tersembunyi di sini, jadi kami semua berusaha mencari tahu di mana mereka (Harry dan Meghan) tinggal," ujar Doman.

Sebagian besar penduduk Saanich menolak berbicara dengan wartawan mengenai kabar bahwa Harry dan Meghan akan tinggal di kota mereka. Mereka mengaku ingin menghormati privasi pasangan tersebut.

"Ibu Harry (Putri Diana) meninggal karena menjadi sorotan dan itu sangat tragis. Saya yakin mereka hanya ingin melepaskan diri dan memiliki tempat yang aman sehingga bisa hidup dengan normal," ujar seorang warga, Lynn Salituro. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement