Senin 13 Jan 2020 13:24 WIB

Jusuf Kalla Raih Gelar Doktor Honoris Causa dari ITB

Mantan wapres Jusuf Kalla meraih gelar kehormatan Doktor Honoris Causa (HC) dari ITB

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Christiyaningsih
Mantan wapres Jusuf Kalla meraih gelar kehormatan Doktor Honoris Causa (HC) dari ITB.
Foto: Fauzi Ridwan
Mantan wapres Jusuf Kalla meraih gelar kehormatan Doktor Honoris Causa (HC) dari ITB.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Mantan wakil presiden (Wapres) M Jusuf Kalla meraih gelar kehormatan Doktor Honoris Causa (HC) dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Senin (13/1) di Aula Barat Kampus ITB. Tokoh yang berasal dari Sulawesi Selatan ini dinilai berinovasi dalam bidang peningkatan produktivitas sebuah sistem perusahaan, institusi sektor publik, dan institusi pemerintahan.

Ketua Tim Promotor, Abdul Hakim Halim, mengatakan gelar doktor kehormatan diberikan kepada seseorang yang memiliki karya nyata yang mengandung nilai inovatif. Selain itu, pemikiran atau gagasan dan penelitian serta pengembangan konsep orisinal dan mendasar yang terbukti bermakna dan bermanfaat bagi masyarakat.

Baca Juga

"Tim Promotor berkesimpulan dengan penuh keyakinan bahwa M Jusuf Kalla sangat layak untuk mendapat gelar Doktor Kehormatan dari ITB dalam bidang produktivitas," ujarnya saat memberikan sambutan pada sidang terbuka pemberian gelar kehormatan kepada M Jusuf Kalla.

Gelar kehormatan yang diberikan kepada M Jusuf Kalla tertuang dalam surat keputusan Senat Akademik ITB nomor 43/SK/K01-SA/2003. Abdul mengatakan beberapa contoh konkret yang dilakukan mantan wapres Jusuf Kalla untuk meningkatkan produktivitas yaitu mendirikan PT Bukaka Teknik Utama.

"PT Bukaka memulai kiprah sebagai bengkel kecil. Perusahaan ini berkembang menjadi perusahaan besar dari infrastruktur, konstruksi, dan merambah bidang energi pertambangan dan jasa," katanya.

Selain itu, kebijakan yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas yakni Jusuf Kalla mengeluarkan kebijakan konversi minyak tanah ke LPG pada 2006 yang memberikan dampak positif. Konversi membuat efisiensi anggaran, peningkatan devisa melalui penurunan impor BBM, dan penyediaan bahan bakar murah, bersih, dan praktis.

Kebijakan lainnya yaitu Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan membangun Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar. Ia menambahkan, pemberian gelar kehormatan bertujuan mendorong masyarakat berprestasi dan memberikan sumbangan untuk pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

Dalam orasi ilmiahnya, Jusuf Kalla merasa terhormat mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari ITB. Ia pun berterima kasih kepada civitas akademika ITB. "Saya mengucapkan terimakasih dan menyampaikan penghargaan yang tinggi khususnya kepada civitas akademika ITB," katanya.

Ia mengungkapkan semangat dan produktivitas merupakan kunci bagi negara untuk memakmurkan bangsa. Dengan produktivitas yang tinggi, menurutnya negara akan mampu memproduksi barang dan jasa melebihi kebutuhan.

"Selisih antara yang diproduksi dan dikonsumsi memungkinkan mereka melakukan investasi yang pada gilirannya mendongkrak produktivitas dan kemakmuran ke taraf yang lebih tinggi lagi," katanya.

Selama menyampaikan orasi ilmiahnya, Jusuf Kalla berbagi pengalaman mengelola perusahaan dan pemerintahan untuk lebih meningkatkan produktivitas. Di antaranya menjadikan PT Bukaka produsen dan eksportir Garbarata, melakukan konversi energi minyak tanah ke LPG.

Selain itu, mengubah pembangunan bandara di Indonesia lebih nyaman, efisien, dan simpel seperti yang diwujudkan pada Bandara Sultan Hasanuddin di Makassar dan Bandara Kualanamu di Medan. Kemudian mewujudkan panser produk Indonesia dan membangun PLTA yang mandiri seperti PLTA di Poso Sulawesi Tengah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement