Senin 13 Jan 2020 12:01 WIB

Bocah di Jambi Menderita Penyakit Kulit Kayu

Beberapa kali operasi tidak kunjung menyembuhkan penyakit kulit Firly.

Bocah di Jambi Menderita Penyakit Kulit Kayu (ilustrasi).
Foto: voa
Bocah di Jambi Menderita Penyakit Kulit Kayu (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Muhammad Firly El Shaqiri, anak berusia 6 tahun, warga RT 2, RW 01, Kelurahan Teluk Dawan, Kecamatan Muarasabak, Kabupaten Tanjungjabung Timur, Jambi harus melawan penyakit ketebalan kulit pada telapak kaki kiri dan telapak tangannya. Penyakit itu disebut dengan penyakit kulit kayu.

"Kini, anak saya Firly harus melakukan kontrol setiap minggunya ke rumah sakit hanya untuk bisa mengobati kakinya agar kembali sembuh seperti semula dan si anak hanya bisa meringiskesakitan ketika hendak diperiksa," kata Ayah Firly, Firdaus, Senin (13/1).

Baca Juga

Firly juga telah menjalani tiga kali operasi di beberapa rumah sakit di Kota Jambi. Pada 2016 menjalani operasi di rumah sakit Erni Medika.

Kemudian tidak berselang lama, penyakit tersebut kembali tumbuh di kaki kirinya dengan menebalnya kulit. Pada 2018, ia menjalani operasi di rumah sakit Bhayangkara dan terakhir di rumah sakit Islam Arafah.

Berbagai cara telah dilakukan oleh Firdaus untuk mengangkat penyakit putranya. Namun, hingga kini penyakit Firly tidak kunjung sembuh bahkan penyakitnya malah timbul kembali sehingga setiap minggu harus kontrol ke rumah sakit Bhayangkara Polda Jambi.

Firdaus menjelaskan, telapak kaki anaknya bagaikan kulit kayu yang keras dengan warna yang menguning. Bila dikupas dalam hitungan minggu akan kembali menebal dan menimbulkan sakit. Firly menderita penyakit ketebalan kulit tersebut sejak usia 2,6 tahun hingga saat ini.

Dokter RS Bhayangkara Polda Jambi, Irvan yang menangani kasus Firly itu mengatakan awalnya pada telapak kaki kirinya Firly terdapat kupasan kulit yang kecil seperti mata ikan dan tidak mengalami sakit. Lamban laun di seluruh kakinya semakin menebal dan sakit.

"Itu bukan tumor dan itu bukan jamur, diagnosanya kulitnya yang menebal dan sampai saat ini kami belum mengetahui sebabnya apa," ujarnya.

Ivan juga mengatakan, dirinya merasa heran dan kesulitan mendeteksi penyakit yang diderita Firly. Dia mengaku baru pertama kali menangani kasus tersebut dan itu seperti penyakit kulit kayu, dan saat kulitnya dikupas tetapi tumbuh lagi.

"Saya sarankan melakukan pengobatan di Jakarta atau Bandung," kata Ivan.

Firdaus menagatakan masih sangat terkendala dalam mengurus pengobatan menggunakan BPJS. Untuk membeli obat tidak bisa memakai BPJS karena tidak dijual di apotik. Ia mengatakan kendala yang dihadapi saat ini tidak memiliki dana melakukan pengobatan ke Jakarta atau Bandung, Jawa Barat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement