Jumat 10 Jan 2020 21:15 WIB

Tajug Gede Cilodong Padukan Wisata Rohani dan Jasmani

Masjid Tajug Gede masih dalam pengembangan meski sudah dibuka untuk umum.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Dwi Murdaningsih
Masjid Tajug Gede.
Foto: republika/zuli istiqomah
Masjid Tajug Gede.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA — Kini, Kabupaten Purwakarta memiliki destinasi wisata baru yang menjadi unggulan. Berkonsep wisata terpadu, Tajug Gede Cilodong memadukan konsep religi dengan kearifan lokal hingga ilmu pengetahuan.

Tajug yang dalam bahasa sunda berarti masjid sementara gede artinya besar. Masjid besar bernuansa putih berdiri megah di kawasan Tajug Gede. Tampak depan, suasana dibuat asri dengan taman yang berisikan aneka tanaman warna-warni dan bunga. Dua kolam memberikan kesejukan lengkap dengan air mancurnya. Kursi-kursi di pinggir taman menambah kenyamanan pengunjung yang ingin bersantai.

Baca Juga

Menuju bagian belakang masjid pengunjung akan dimanjakan dengan sawah yang sengaja dibuat khusus sebagai kawasan penelitian dan pengembangan pertanian. Hasil dari budidaya pertanian ini bisa dibagikan kepada masyarakat yang tidka mampu nantinya.

Pengunjung juga bisa berswafoto dengan fasilitas pendukung. Ada jembatan bambu yang dibuat sedemikian unik untuk diabadikan kamera. Di sisi lain payung-payung aneka warna juga menghiasi lorong jalan menuju masjid yang selalu ramai pengunjung berfoto.

Kawasan seluas sembilan hektare milik Pemkab Purwakarta ini masih dalam tahap pengembangan meski sudah dibuka untuk umum. Masih ada bagian yang akan dibangun sarana prasarana tambahan guna menyajikan wisata terpadu di lokasi ini.

Kepala Bidang Pertamanan dan Penerangan Jalan Umum (PJU) Dinas Tata Ruang dan Pemukiman (Distarkim) Kabupaten Purwakarta Kosasih mengatakan di antaranya yang akan dibangun di Tajug Gede adalah museum diorama sejarah Islam hingga taman berisikan pendopo dan museum lainnya.

Kosasih mengatakan museum diorama Islam akan dibangun di lantai dua masjid. Konsep ini disesuaikan dengan wisata religi di areal sekitar masjid.

“Di lantai atas masjid tadinya kan aula. Tapi kalau aula sepertinya justru jadi kalau sedang kegiatan apa yang ada mengganggu yang sedang ibadah. Jadinya mau dibikin diorama sejarah Islam,” kata Kosasih.

Kosasih mengatakan museum ini akan menampilkan sejarah Islam di Indonesia terutama Jawa Barat. Sehingga pengunjung bisa mengenal asal usul masuknya Islam hingga kini menjadi agama mayoritas di Indonesia.

Menurutnya, museum sejarah Islam ini akan dibangun pada 2020 ini. Diharapkan bisa menambah daya tarik wisata Tajug Gede Cilodong ini. “Distarkim menganggarkan sekitar Rp 5 miliar untuk pembangunan diorama ini,”ujarnya.

Selain itu, tambah dia, di areal belakang dekat persawahan akan dibangun Taman Giri Harja. Taman ini akan dilengkapi dengan pendopo sebagai ruang serba guna juga museum mengenang Habibi dan Ainun yang merupakan dua tokoh nasional yang menginspirasi bangsa.

“Konsepnya seperti museum cinta gitu untuk menginspirasi masyarakat dari dua tokoh terkenal ini. Anggarannya untuk ini Rp 15 miliar,” tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement