Jumat 10 Jan 2020 17:59 WIB

Begini Proses Modifikasi Cuaca oleh BPPT dan TNI AU

Operasi modifikasi cuaca BPPT berlangsung sejak 2 hingga 12 Januari 2019

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang dilakukan oleh TNI AU, BPPT, BNPB, dan BMKG di Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (9/1).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang dilakukan oleh TNI AU, BPPT, BNPB, dan BMKG di Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (9/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guna mengurangi intensitas hujan yang tinggi di wilayah Jabodetabek, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerja sama dengan TNI Angkatan Udara (AU) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan BMKG melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Operasi tersebut dilakukan sejak 2 hingga 12 Januari 2019.

"Kami memang tidak bisa menghentikan hujan, karena hujan itu alam. Kami hanya bisa mengurangi atau melaksanakan teknologi modifikasi cuaca," ujar Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau), Marsma TNI Fajar Adriyanto di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (9/1).

Baca Juga

TMC merupakan usaha manusia untuk meningkatkan atau mengurangi curah hujan yang turun secara alami dengan menyemai garam (NaCl) di awan. Dengan mengubah proses fisika yang terjadi di dalam awan.

Proses fisika yang diubah di dalam awan dapat berupa proses tumbukan dan penggabungan (collision and coalescense). Atau proses pembentukan es atau (ice nucleation).

Republika berkesempatan untuk melihat langsung proses operasi TMC yang dilakukan oleh BPPT dan TNI AU. Dalam operasi yang digelar pada Kamis (9/1) pagi, proses penyemaian awan menggunakan pesawat CN 295.

Pesawat CN 295 membawa delapan console, yang berisikan garam sebanyak 2,4 ton. Sedangkan pesawat CASA 212 membawa sebanyak 800 kilogram garam. Adapun pesawat terbang pada pukul 08.00 WIB, dengan membawa sebanyak 11 orang, yang terdiri dari 10 anggota TNI AU dan seorang dari BPPT. Serta, ditambah tiga orang dari media.

photo
Petugas TMC memasukan garam ke tabung penampung garam atau consul dalam pelaksanaan Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang menggunakan pesawat CN 295 di Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (3/1/2020).

Menurut Fajar, pelaksanaan operasi TMC ini memang amat tergantung dengan alam, yakni kandungan air yang ada di awan. Sebab dalam operasi TMC ini, pesawat TNI AU dapat dikatakan mengejar awan yang memiliki kandungan air besar.

"Informasi BMKG tadi pagi, bahwa angin cenderung dari barat, sehingga kita mencegat awan-awan dari Selat Sunda, barat Jabodetabek, maupun dari Banten," ujar Fajar.

Sholehhudin Al Ayubi, anggota dari Sub Bidang Instrumentasi dan Badan Semai Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT menjelaskan bahwa pesawat akan terbang di ketinggian sekitar 10-11 ribu kaki. Operasi TMC tersebut akan dilakukan di sekitar Selat Sunda.

photo
Sejumlah personel TNI AU memasang penampung garam atau consul pada Pesawat CN 295 dalam Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (3/1/2020).

"Kita akan menyemai garam pada awan cumolonimbus di sekitar Selat Sunda. Ini dilakukan agar awan tidak ke wilayah Jawa," ujar Sholehhudin dari dalam pesawat CN 295. Saat ditemukan awan cumolonimbus yang mengandung air cukup besar, pesawat akan sengaja masuk ke dalam awan tersebut. Ketika di dalam awan, pilot akan membunyikan suara peringatan kepada awak pesawat yang akan melakukan penyemaian garam.

Sholehhudin menjelaskan, garam akan dikeluarkan dari belakang pesawat yang sudah didesain agar dapat menyemai awan. Saat garam dikeluarkan, awak pesawat dari TNI AU akan memukul ringan konsol yang terbuat dari lempengan baja itu dengan palu yang telah dililit oleh lakban.

photo
Sejumlah personel TNI AU memukul tabung penampung garam atau consul saat menyemai garam pada awan dalam Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang menggunakan Pesawat CN 295 di sekitar wilayah perairan Selat Sunda, Jumat (3/1/2020).

Itu dilakukan agar saat palu memukul konsol, tidak membuat lempengan baja itu rusak atau bocor. "Garam di dalam (konsol) suka mampet, karena halus seperti tepung. Kalau dingin dia berubah jadi padat. Jadi sengaja dipukul untuk melancarkan," ujar Sholehhudin.

Dengan disemaikannya awan tersebut, diharapkan awan yang mengandung air itu tak terbang menuju Jawa, khususnya wilayah Jabodetabek. Hujan akan diusahakan jatuh di wilayah Selat Sunda dan Laut Jawa.

photo
Petugas Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menunjukkan lokasi penyemaian garam ke awan dalam Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang menggunakan Pesawat CN 295 di sekitar wilayah perairan Selat Sunda, Jumat (3/1/2020).

Jika curah hujan di wilayah Jabodetabek masih tinggi, Fajar mengatakan bahwa TNI telah menyiapkan satu pesawat lainnya, yaitu C-130. Guna memantu proses operasi TMC.

Setelah tujuh hari operasi TMC ini, kata Fajar, curah hujan di wilayah Jabodetabek telah berkurang sekitar 50 persen. Ia menjelaskan bahwa hal itu terlihat dari kawasan sekitar Jakarta yang tak lagi diguyur hujan deras dalam waktu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement