Rabu 08 Jan 2020 13:37 WIB

Pascabanjir, Warga di Tangsel Khawatir Penyebaran Penyakit

Warga khawatir sampah yang menumpuk dan belum diangkut bisa menimbulkan penyakit.

Rep: Abdurrahman Rabbani/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas sedang membersihkan sampah yang berserakan akibat banjir (ilustrasi)
Foto: Dok Satgas Banjir Dinas PUPR Depok
Petugas sedang membersihkan sampah yang berserakan akibat banjir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Warga mengeluhkan tumpukkan sisa sampah di permukiman. Sisa sampah telah mengeluarkan bau yang menyengat dan dikhawatikan bisa menimbulkan sejumlah penyakit.

Keberadaan sampah yang masih menumpuk di permukiman warga Kayu Gede 1, Paku Jaya, Serpong Utara, Tangerang Selatan, membuat warga khawatir. Sampah tersebut sudah tiga hari menumpuk dan belum adanya tindakan dari pemerintah.

Baca Juga

"Saya khawatir sampah di sini sampai menumpuk terus timbul penyakit. Sudah kemarin terendam banjir, sekarang banjir surut muncul sampah," kata salah satu warga Kayu Gede, Iman (42) saat ditemui di lokasi, Rabu (8/1).

Dia mengatakan, saat ini penyakit flu dan batuk telah menyerang sejumlah anak-anak perumahan. Termasuk anak lelakinya yang juga terserang flu pascabanjir yang terjadi pada pekan lalu.

Menurutnya, dalam dua hari ini anaknya mengeluhkan gatal-gatal di sekujur tubuhnya. Di beberapa bagian tubuhnya juga nampak merah. Terutama di bagian kaki, tangan dan leher.

“Kalau malam itu mau tidur ngeluh gatel-gatel. Mungkin gara-gara nya akibat banjir juga. Makanya ini kalau ada sampah takutnya menambah penyakit lain," ucap Iman.

Di samping itu, Uti (38) yang juga merupakan warga Kayu Gede mengaku khawatir dengan keberadaan sampah pasca banjir. Sebab tumpukkan sampah sudah terbilang cukup lama di titik itu. Ia mengkhawatirkan sampah tersebut dapat menimbulkan penyakit.

Menurutnya, tumpukkan sampah tersebut sangat berdekatan dengan perumahan warga. Letaknya yang berdekatan, membuat mereka khawatir jika sampah semakin menumpuk dan menimbulkan sejumlah penyakit. "Ini kan (tumpukan sampah) deket banget sama rumah warga. Namanya kuman kan tidak kelihatan. Masuk rumah, takutnya timbul penyakit," kata Uti.

Di samping itu, warga yang juga tinggal di perumahan Kayu Gede Asdah (52) mengatakan pascabanjir sampah menumpuk sehingga menimbulkan bau yang menyengat. Ditambah kondisinya yang sudah cukup lama menumpuk di area itu. “Biasanya truk (sampah) dateng kesini ambil sampah, udah beberapa hari ini belum, ini buktinya masih numpuk,” katanya sambil menunjuk titik sampah.

Dia melanjutkan, kondisi tumpukkan sampah sudah mengkhawatirkan sebab tercampur dengan sampah sisa makanan. Ditambah bau dari tumpukkan sampah sudah mulai menyebar.

Sementara, informasi yang diketahui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang Selatan telah mengangkut sebanyak 130 ton sampah sisa banjir. Sampah tersebut terdiri dari perabot rumah tangga seperti baju, sofa, kasur dan sejenisnya.

Kepala Seksi Pengelolaan Sampah DLH Kota Tangsel, Rastra Yudhatama mengatakan telah mengerahkan sebanyak 40 armada guna menyisir dan mengangkut sampah di pemukiman warga.

“Sampai hari ini sampah akibat banjir mencapai 100-an ton. Prediksi kita totalnya mencapai 120 sampai 130 ton, jadi butuh beberapa hari buat angkut semua sampah banjir," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement