Selasa 07 Jan 2020 22:00 WIB

Muhadjir: Jembatan Darurat di Lebak Mendesak Dibangun

Sebanyak 200 jembatan semi permanen hanyut akibat banjir.

Sebanyak 200 jembatan semi permanen hanyut akibat banjir di Lebak.
Foto: Antara/Weli Ayu Rejeki
Sebanyak 200 jembatan semi permanen hanyut akibat banjir di Lebak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, mengatakan jembatan darurat saat ini merupakan kebutuhan paling mendesak yang harus dikerjakan di Kabupaten Lebak akibat terdampak banjir bandang.

"Di Kabupaten Lebak ada sekitar 200 jembatan semi permanen yang hilang atau hanyut akibat banjir bandang," kata Menko PMK di Jakarta, Selasa (7/1).

Baca Juga

Pemerintah melalui Kemenko PMK dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah meminta TNI untuk membangun tiga jembatan sementara di daerah terdampak.

Tujuannya, agar daerah-daerah yang saat ini masih terisolir pascabanjir bandang dapat dilewati dan penyaluran bantuan logistik didistribusikan dengan baik.

"Terutama jembatan ini akan berguna bagi anak-anak sekolah karena itu memang sangat dibutuhkan," ujar dia.

Jika dibandingkan daerah di wilayah Jabodetabek yang juga terdampak banjir, Kabupaten Lebak merupakan daerah paling parah. Bahkan, salah satu sungai berpindah tempat dari arus sebelumnya.

Akibatnya, perkampungan yang awalnya berada di sekitar sungai ikut hanyut dan mengakibatkan sekitar 900 unit rumah warga serta dua sekolah ikut terbawa arus sungai tersebut.

"Kita harus mencari lokasi di luar kecamatan itu untuk membangun sekolah baru. Karena tidak ada lahan untuk membangun sekolah sementara," katanya.

Terkait lokasi relokasi warga yang perkampungannya rata oleh sungai tersebut, Muhadjir mengatakan pemerintah masih mencari lahan baru. Namun, pada dasarnya pemerintah Kabupaten Lebak akan menyiapkan lahan yang dibutuhkan. 

Wakil Gubernur Banten, Andika Hazrumy, mengatakan akibat banjir bandang yang melanda Kabupaten Lebak, banyak rumah rusak berat bahkan hilang dan hanyut.

Hingga kini, pemerintah setempat mencatat sebanyak 1.310 rumah kategori rusak berat. "Kita saat ini sedang memfokuskan untuk membantu mengevakuasi masyarakat yang rumahnya rusak berat," katanya.

Selain itu, pelayanan dasar, pendidikan dan kesehatan juga terus diupayakan dilakukan kepada masyarakat yang menjadi korban banjir bandang tersebut.

 

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement