REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis kejadian gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 6,1 mengguncang wilayah Samudera Hindia Pantai Barat Sumatera, Selasa (7/1). Tak hanya itu, satu gempa susulan berkekuatan 3,3 SR juga mengguncang wilayah itu.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menjelaskan, pada Selasa pukul 13.05.18 WIB wilayah Samudera Hindia Pantai Barat Sumatra diguncang gempa tektonik. "Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki kekuatan 6,4 SR yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi 6,1 SR.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,3 LU dan 96.32 BT. Atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 19 kilometer (km) arah Selatan Kota Sinabang, Kabupaten Simeulue, Aceh pada kedalaman 20 km.
Rahmat mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, ia menyebutkan gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal. Gempa ini akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia di bawah Lempeng Eurasia di Barat Sumatera.
Ia menyebutkan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan sesar naik (Thrust Fault). Sejauh ini, ia menyebutkan guncangan gempa bumi ini dirasakan di Simeulue IV MMI atau pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di Tapak Tuan, Singkil, Nias Utara dan Gunung Sitoli III MMI Getaran dirasakan nyata dalam rumah.
Terasa getaran seakan akan truk berlalu, di Medan II-III MMI, Nias Barat dan Meulaboh II MMI Getaran dirasakan oleh beberapa orang. Benda-benda ringan yang digantung bergoyang. "Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," ujarnya.
Tak hanya gempa utama, ia menyebutkan hingga Selasa, 07 Januari 2020 pukul 13.45 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan ada 1 aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan magnitudo M 3,3.
Lebih lanjut ia mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. "Kemudian menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah," katanya.
Lebih lanjut ia meminta masyarakat mendapatkan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi. Di antaranya di Instagram/Twitter @infoBMKG, website (http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg (user: pemda, pwd: pemda-bmkg) atau infobmkg. Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.