Ahad 05 Jan 2020 22:47 WIB

Longsor di Purwakarta Berdampak pada Terputusnya Irigasi

Terputusnya irigasi mengancam proses tanam sawah para petani.

Rep: Zuli Istiqomah / Red: Nashih Nashrullah
Terputusnya irigasi mengancam proses tanam sawah para petani di Purwakarta. Foto ilustrasi sawah.
Terputusnya irigasi mengancam proses tanam sawah para petani di Purwakarta. Foto ilustrasi sawah.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA — Longsor yang terjadi di Purwakarta pada Selasa (31/12) lalu berdampak pada terputusnya saluran irigasi. Putusnya saluran irigasi di Kampung Kubang, Desa Legoksari, Kecamatan Darangdan ini dapat mengancam proses tanam sawah yang bergantung pengairannya pada saluran irigasi ini.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id, puluhan petak tanah seluas ratusan meter itu longsor dengan kedalaman lebih dari sepuluh meter. Saluran irigasi yang ada pun ikut longsor sehingga aliran air tidak bisa mengalir. 

Baca Juga

Salah seorang petani, Unang (54) menceritakan kejadian longsor ini terjadi saat hujan deras pada Selasa (31/12) kemarin. Longsor pun tak terelakkan terjadi pada malam hari saat momen pergantian tahun tersebut.

Menurut Unang, warga baru mengetahui telah terjadi longsor ketika pagi harinya saat ada warga yang hendak pergi ke sawah untuk bertani. Sawah warga serta saluran irigasi longsor dan belum mendapat perbaikan. 

“Belum ada penanganan sampai sekarang," kata Unang, Ahad (5/1). Ia mengaku para petani tengah dalam masa tanam dan membutuhkan air dari saluran irigasi. Saluran irigasi ini pun dikatakannya diperuntukkan menuju ke tiga desa lainnya, seperti Mekarsari, Gandasoli, dan Gandamekar. 

"Benih sudah siap, usianya lebih dari sebulan. Tapi kalau airnya kurang, petani mau tanamnya bagaimana. Padahal ini kami sedang ingin masa tanam dan membutuhkan air," ujarnya. 

Dia memperkirakan ratusan hektare sawah dapat terancam gagal tanam jika saluran irigasi tak kunjung diperbaiki. Sebab hingga kini belum ada perbaikan saluran irigasi tersebut dari pemerintah. 

Meski demikian, dia menyebut camat beserta Koramil telah mendatangi lokasi untuk meninjau dampak longsor yang terjadi. Dia pun berharap bisa segera ada solusi akan bencana ini. Sebab masyarakat tidak sanggup memperbaiki sendiri, mengingat longsor yang terjadi cukup besar dan dalam. 

Unang pribadi mengaku khawatir karena sawah miliknya berada di dekat dari sawah yang terbawa longsor. Bukan tidak mungkin, sawahnya akan ikut terbawa longsor karena kondisi tanah yang terlihat masih labil saat ini.

"Longsor sudah sering terjadi di sini tapi baru kali ini longsor yang terjadi sebesar ini. Kami khawatir ada longsor lagi, bisa meluas lagi," ujarnya. 

Camat Darangdan, Ade Sumarna, mengaku telah melaporkan kejadian ini kepada Dinas Pangan dan Pertanian Purwakarta. Dispantan bertanggungjawab untuk mengatasi masalah pengairan sawah yang terdampak. 

"Kami kemarin sudah usulkan ke Dispangtan dan Kelompok Tani untuk mengusulkan memakai pipa paralon besar guna pengairan sawah," kata Ade saat dikonfirmasi. 

Menurut Ade putusnya saluran air irigasi ini sebenarnya masih bisa ditanggulangi dengan pengairan dari sungai. Dikatakannya ada saluran irigasi tersebut bukan menjadi salah satu sumber pengairan sawah, melainkan ada sungai yanv terletak di bagian utara. 

"Sebenarnya putusnya irigasi ini tak jadi fatal karena sebelah utara ada saluran air yang besar juga. Yang terkena longsor ini bagian atas ada 3 petak sawah dan bagian bawahnya ada 3.000 meter sawah yang tergerus," tuturnya.

Selain area persawahan, longsor yang terjadi juga mengancam kawasan sekitarnya di antaranya ada areal pemakaman. Warga sekitar khawatir ancaman longsor bisa menggerus areal pemakaman tersebut. Zuli Istiqomah    

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement