Ahad 05 Jan 2020 17:45 WIB

BPBD Tasikmalaya Imbau Warga Waspada Cuaca Ekstrem

Intensitas hujan di Tasikmalaya diperkirakan akan semakin meninggi selama Januari.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Yudha Manggala P Putra
Cuaca angin kencang. (ilustrasi)
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Cuaca angin kencang. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya menyebut, intensitas curah hujan di wilayahnya pada Januari 2020 akan semakin meninggi. Hal itu didasari prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), akan terjadinya peningkatan aktivitas Monsun Asia.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Tasikmalaya Ucu Anwar mengatakan, potensi bencana yang harus diwaspadai di antaranya adalah hujan disertai angin kencang yang bisa menyebabkan pohon tumbang. Selain itu, luapan air dari aliran sungai juga menjadi perhatian agar tidak terjadi banjir.

"Cuaca ekstrem ini akan butuh kewaspadaan warga," kata dia, saat dihubungi, Ahad (5/1).

Menurut dia, dalam menghadapi cuaca ektrem bukan hanya wilayah perdesaan yang mesti waspada. Lebih dari itu, masyarakat di wilayah perkotaan juga harus selalu berhati-hati.

Ucu mengatakan, potensi bencana yang terdapat di wilayah perkotaan antara lain genangan air dan pohon yang dapat tumbang ketika angin kencang. "Karena cukup banyak pohon yang sudah lapuk dan tua di wilayah perkotaan," ujar dia.

Ia menegaskan, BPBD Kota Tasikmalaya selalu siap siaga mengantisipasi dan menanggulangi ketika terjadi bencana. Bahkan, hingga saat ini BPBD masih terus mendata dan memangkas pohon-pohon yang sudah lapuk agar tidak membahayakan warga, khususnya pengguna jalan.

Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung, Tony Agus Wijaya mengatakan, berdasarkan hasil analisis kondisi dinamika atmosfer terkini masih ada potensi hujan lebat di beberapa wilayah Indonesia untuk sepekan ke depan. Berkurangnya pola tekanan rendah di Belahan Bumi Utara (BBU) dan meningkatnya pola Tekanan Rendah di wilayah Belahan Bumi Selatan (BBS) mengindikasikan terjadinya peningkatan aktivitas Monsun Asia.

Aktivitas itu dinilai dapat menyebabkan penambahan massa udara basah di wilayah Indonesia. Selain itu, meningkatnya pola tekanan rendah di sekitar Australia dapat membentuk pola konvergensi atau pertemuan massa udara, dan belokan angin menjadi signifikan meningkatkan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia terutama di bagian selatan ekuator.

Sementara itu, lanjut dia, berdasarkan model prediksi aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) fase basah diprediksi mulai aktif di sekitar wilayah Indonesia selama periode sepekan ke depan. Menurut dia, kondisi itu tentu dapat meningkatkan potensi pembentukan awan hujan cukup signifikan di wilayah Indonesia.

Di wilayah Jawa Barat, Tony mengatakan, potensi cuaca ekstrem dan curah hujan dengan intensitas lebat, yang dapat disertai kilat dan angin kencang dapat terjadi pada 5-8 Januari 2020. Selain itu, potensi ketinggian gelombang laut di wilayah Indonesia hingga mencapai lebih dari 2,5 meter dapat perairan selatan Jawa Barat hingga Sumba dan Samudra Hindia Selatan Jawa.

Ia mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin. "Selain itu, kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi diimbau agar selalu waspada," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement