Ahad 05 Jan 2020 13:24 WIB

Polisi Banyumas Ringkus Pengedar Tembakau Gorila

Polisi ringkus dua orang pengedar dan kurir tembakau gorila

Polisi menunjukkan narkoba jenis baru yang disebut tembakau gorila (ilustrasi)
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Polisi menunjukkan narkoba jenis baru yang disebut tembakau gorila (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Petugas Satuan Reserse Narkoba Polresta Banyumas, mengungkap kasus peredaran tembakau sintetis atau yang sering disebut tembakau gorila. Dalam pengungkapan kasus itu, polisi menangkap dua tersangka dan sejumlah barang bukti.

Kedua tersangka terdiri dari H (23 tahun) yang berstatus karyawan swasta dan AS (23 tahun) yang berstatus buruh harian lepas. Keduanya, merupakan warga Desa Kecila Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas.

"Dari kedua tersangka, kami mendapatkan barang bukti berupa 13 paket kecil tembakau sintesis," tutur Kasat Narkoba AKP Gunawan Widodo mewakili Kapolresta Banyumas Kombes Whisnu Caraka, Sabtu (5/1).

Dari pemeriksaan, diketahui barang yang masuk kategori narkotika tersebut, diperoleh dari seseorang. Barang itu dibeli H, salah seorang tersangka, untuk dijual lagi pada masyarakat. "Setiap paket yang dijual, tersangka H mendapat keuntungan sekitar Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu," ungkapnya.

Mengenai pemasoknya, AKP Gunawan mengaku sudah mengantongi identitasnya. Namun tersangka pemasok ini belum berhasil ditangkap. ''Masih DPO, kita masih memburu orangnya,'' jelasnya.

Menurutnya, pengungkapan kasus ini berawal saat petugas berhasil meringkus  tersangka AS yang kedapatan hendak mengantar paket gorilla sintetis pada seseorang. Dari pemeriksaan, diketahui AS ternyata hanya bertindak sebagai kurir, sedangkan pemiliknya berinisial H. ''Dari informasi tersebut, kami kemudian menangkap tersangka H,'' katanya.

Di lokasi berbeda, Kapolres Purwakarta AKBP Matrius mengatakan, penyalahgunaan narkotika jenis tembakau gorilla meningkat pada 2019 jika dibandingkan dengan 2018. Selain dianggap sebagai barang baru, salah satu faktor yang membuat naiknya penyalahgunaan tembakau gorila lantaran harganya lebih murah dibandingkan sabu sehingga lebih menarik bagi para penggunanya.

"Faktor lainnya adalah Purwakarta cenderung menjadi lintasan orang-orang dari Jakarta menuju Bandung," ungkap dia, dalam Konferensi Pers Tahunan di Aula Polres Purwakarta, Selasa (31/12).

n eko widiyatno

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement