Sabtu 04 Jan 2020 00:11 WIB

Pakar: Jika Normalisasi Selesai, Banjir Berkurang 80 Persen

Sungai Ciliwung hingga kini belum tuntas dinormalisasi.

Rep: Febryan. A/ Red: Andri Saubani
Kali Ciliwung meluap hingga merendam pemukiman di sekitar Al-Hawi Condet, Jakarta Timir, Rabu (1/1).
Foto: Republika/Umar Mukhtar
Kali Ciliwung meluap hingga merendam pemukiman di sekitar Al-Hawi Condet, Jakarta Timir, Rabu (1/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar lingkungan hidup dari Universitas Indonesia (UI), Tarsoen Waryono menyebut salah satu penyebab parahnya banjir yang melanda Jakarta pada awal 2020 dikarenakan belum tuntasnya program normalisasi sungai. Ia memperkirakan, jika normalisasi sungai tuntas, maka banjir bisa dikurangi hingga 80 persen.

"Kalau normalisasi sudah selesai semuanya, saya yakin banjir berkurang 80 persen," kata Tarsoen kepada Republika, Jumat (3/1).

Baca Juga

Sungai Ciliwung yang merupakan salah satu aliran sungai penyebab banjir pada awal 2020 memang belum tuntas dinormalisasi. Program normalisasi Sungai Ciliwung baru tuntas 16 kilometer (km) dari target 33 km.

Tarsoen pun menilai, bahwa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah keliru menganggap program normalisasi tak memberikan dampak. Sebab, Anies menilai efek dari program normalisasi saat program itu belum tuntas.

"Belum selesai sudah bilang keliru. Menurut saya itu sangat mungkin (normalisasi mengurangi banjir). Menteri Pekerjaan Umum kan juga yakin itu bisa mengurangi banjir," ujar pengajar di Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam UI itu.

Tarsoen megatakan, penyebab banjir kali ini memang bukan hanya karena normalisasi belum tuntas, tapi juga tingginya intensitas hujan dan minimnya resapan air di hulu sungai. "Tapi kalau normalisasi sudah tuntas, tentu banjirnya tidak akan separah ini," katanya.

Tarsoen pun berharap agar Anies melanjutkan program normalisasi Kali Ciliwung. Mulai dari merelokasi bangunan yang ada di bantaran sungai dan mengeruk daerah aliran sungai (DAS) yang sudah mendangkal.

Selain itu, ia juga menyarankan agar pemerintah mulai merehabilitasi wilayah resapan air di hulu atau Kabupaten Bogor, membangun waduk baru, merevitalisasi waduk yang sudah ada. Ditambah dengan mengajak masyarakat agar tak membuang sampah ke sungai.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menilai normalisasi sungai bukan menjadi satu-satunya jalan mencegah banjir. Pengendalian air di hulu (Bogor) bisa menjadi solusi mengurangi debit air masuk ke sungai-sungai di Jakarta.

"Di sini Kampung Pulo memang sudah dilakukan normalisasi dan faktanya masih tetap terjadi banjir," kata Anies di Kampung Pulo, Kamis (2/1).

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sempat menyampaikan rasa kecewanya terhadap Gubernur DKI Jakarta terkait normalisasi Sungai Ciliwung yang baru dilakukan sepanjang 16 km. Menurut Basuki, berdasarkan pantauannya melalui udara, wilayah sungai yang sudah dinormalisasi terlihat tak tergenang sama sekali.

Kondisi ini sangat berbeda dengan wilayah yang belum dinormalisasi. "Di 16 km itu kita lihat insya Allah aman dari luapan, tapi yang belum dinormalisasi tergenang," kata Basuki usai melakukan pantauan udara bersama Anies dan Kepala BNPB, Rabu (1/1).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement