Jumat 03 Jan 2020 18:43 WIB

Bakamla Sudah Tiga Kali Usir Kapal Cina dari Natuna

Bakamlah sudah tiga kali usir kapal Cina dari Perairan Natuna dalam sebulan terakhir.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Bayu Hermawan
Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) Laksamana Madya Achmad Taufiequrrochman
Foto: Republika/ Wihdan
Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) Laksamana Madya Achmad Taufiequrrochman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla), Laksamana Madya Achmad Taufieqoerrochman mengatakan pihaknya telah beberapa kali mengusir kapal Cina yang berada di Perairan Natuna, Kepulauan Riau. Dalam satu bulan terakhir saja, Bakamla telah tiga kali melakukan pengusiran terhadap kapal Cina.

"Sudah saya usir, balik lagi, terus kita usir lagi. Nah, itu kita pantau terus beberapa hari ini. 19, 24, terus tanggal 30 (Desember)," ujar Taufieqoerrochman di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta Pusat, Jumat (3/1).

Baca Juga

Kepala Bakamla juga mengatakan, pihaknya sudah mengirimkan armada tambahan ke Perairan Natuna. Menurutnya, penambahan jumlah armada tersebut merupakan dinamika di lapangan.

"Saya saja sudah kirim lagi kok. Itu dinamika. Jadi tidak usah rapat pun sudah otomatis itu. Itu kewenangan di satuan masing-masing. Yang jelas tadi adalah sudah disampaikan Bu Menlu, itulah sikap kita," katanya.

Ia juga menyampaikan, TNI sudah pasti turut mengerahkan kekuatannya. Tapi, dalam kondisi damai, Bakamlalah yang berada di garda terdepan. Menurutnya, saat ini yang dikedepankan adalah Bakamla, bukan TNI. Hal tersebut berpengaruh terhadap tensi permasalahan.

"Orang sekarang lebuh senang menggunakan white hull, daripada grey hull. Karena kalau kapal perang kan tensinya agak berbeda. Jadi Bakamla tetap di depan," jelasnya.

Di samping itu, Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I, Laksamana Madya Yudo Margono, melaksanakan pengendalian operasi siaga tempur terkait dengan adanya pelanggaraan di wilayah Perairan Laut Natuna Utara. Yudo mengatakan, operasi siaga tempur ini dilaksanakan oleh Koarmada I dan Koopsau I.

"Dengan alutsista yang sudah tergelar yaitu tiga KRI dan satu pesawat intai maritim dan satu pesawat Boeing TNI AU. Sedangkan dua KRI masih dalam perjalanan dari Jakarta menuju Natuna," kata Yudo dalam siaran persnya, Jumat (3/1).

Ia juga mengatakan, operasi tersebut digelar untuk melaksanakan pengendalian wilayah laut, khususnya di Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Laut Natuna Utara. Saat ini, kata dia, wilayah Natuna Utara menjadi perhatian bersama, sehingga operasi siaga tempur diarahkan ke Natuna Utara mulai tahun 2020. "Operasi ini merupakan salah satu dari 18 operasi yang akan dilaksanakan Kogabwilhan I di wilayah yang menjadi tanggung jawabnya," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement