Jumat 03 Jan 2020 16:43 WIB

Modifikasi Cuaca oleh BPPT Mencegah Hujan Turun di Jakarta

Sejak Jumat pagi, BPPT menyiram garam ke awan agar tak hujan tak turun di Jakarta

Pengendara menerobos hujan di kawasan Setiabudi, Jakarta. (ilustrasi)
Foto: Thoudy Badai_Republika
Pengendara menerobos hujan di kawasan Setiabudi, Jakarta. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Inas Widyanuratikah

Pemerintah melalui Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), TNI, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan modifikasi cuaca untuk mengurangi curah hujan di Jakarta dan sekitarnya. Dengan TMC, hujan bisa diturunkan sebelum mencapai wilayah permukiman.

Baca Juga

"Pergerakan awan yang menuju Jabodetabek dengan TMC maka hujan yang harusnya turun di daerah padat penduduk bisa diturunkan dulu di daerah lautan atau yang tidak ada penduduk sehingga tidak berpotensi menimbulkan bencana atau korban jiwa," kata Menristek/Kepala BRIN, Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, saat peluncuran TMC di Kantor BPPT, Jakarta Pusat, Jumat (3/1).

Ia menjelaskan, Indonesia memang merupakan negara yang rawan bencana. Pada musim kemarau beberapa daerah berpotensi mengalami kekeringan namun juga ada yang berpotensi terjadi kebakaran hutan. Terkait hal tersebut, Bambang mengatakan Indonesia harus siap sehingga tetap bisa menjalankan kegiatan sehari-hari meskipun rawan bencana.

"Artinya bencana adalah sesuatu yang kita hadapi dan kita upayakan teknologi harus bisa memitigasi dampak dari bencana tersebut," kata Bambang menjelaskan.

Kepala BPPT, Hammam Riza menjelaskan operasi TMC ini sudah mulai dilakukan sejak Jumat pagi tadi dan akan dilakukan setiap hari sesuai kebutuhan. "Tadi pagi kita sudah loading garam ke dua pesawat CN-235 sebanyak 2,4 ton garam dan CASA 212, sebanyak 800 kilogram garam," kata Hammam menjelaskan.

Hammam menjelaskan, terkait lokasi dilakukan operasi TMC berkaitan dengan datangnya awan. Apabila sudah ada awan yang datang maka pesawat akan langsung terbang dan kemudian melakukan penyemaian mencegah agar awan tersebut tidak menurunkan hujan di Jabodetabek.

Pengalaman BPPT bekerja sama dengan BNPB dan TNI melakukan operasi TMC sebelumnya, berhasil mengurangi curah hujan dan meminimalisir terjadinya banjir. Pada  2013-2014 modifikasi cuaca mampu mengurangi curah hujan hingga 30-40 persen.

[video] Jakarta Banjir, Ini Penjelasan Anies

Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan hujan yang terjadi di awal tahun cukup ekstrem. Curah hujan tertinggi terjadi di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur yakni mencapai 377 mm.

"Kalau kita lihat dari data sebelumnya, mungkin ini yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Ini adalah kondisi alam yang mungkin merupakan siklus sekian puluh tahun atau sekian ratus tahun," kata Doni.

BMKG memprediksi curah hujan tinggi di Indonesia akan kembali terjadi pekan depan. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menjelaskan pihaknya memprediksi curah hujan ekstrem tersebut berlangsung hingga 10 Januari 2020.

Dwikorita menjelaskan, curah hujan tersebut terjadi akibat udara basah yang bergerak dari timur Afrika. Udara basah bergerak berarak-arakan menuju Samudra Pasifik, namun jalurnya akan melewati sejumlah wilayah di kepulauan Indonesia.

Diprakirakan pada 5 Januari, udara tersebut masuk ke Sumatera Barat menuju Samudra Pasifik. Masuk menuju ke Kalimantan dan juga berdampak ke Jawa. Kemudian udara tersebut juga akan mengenai Bangka, Belitung, Jambi, Sumatera Selatan, dan Lampung.

Ia menjelaskan, biasanya hujan akan terjadi menjelang malam hingga dini hari. "Sehingga mohon ini diperhatikan, jadi pada tanggal 5-10 curah hujan intensitasnya diperkirakan meningkat lagi," kata Dwikorita, ditemui di Kantor BPPT, Jumat (3/1).

Selanjutnya, pada tanggal 11 Januari hingga 15 Januari 2020 udara basah itu akan mempengaruhi daerah lain.

"Masuk sampai Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, akhirnya mampir ke Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara," kata Dwikorita menjelaskan.

Dwikorita menambahkan, dengan adanya operasi TMC yang mulai dilakukan harapannya prakiraan curah hujan tinggi tersebut tidak terjadi. "Semoga kalau TMC berhasil kami berdoa perkiraan kami salah," kata dia lagi.

photo
Banjir Jakarta

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement