Jumat 03 Jan 2020 14:08 WIB

Pengungsi Banjir Jabodetabek Diminta Waspadai Diare

Pengungsi juga terancam penyakit leptospirosis.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah pengungsi beraktifitas di posko Gudang Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Jalan Pondok Gede Permai, Jati Asih, Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat (3/1).
Foto: Thoudy Badai_Republika
Sejumlah pengungsi beraktifitas di posko Gudang Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Jalan Pondok Gede Permai, Jati Asih, Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat (3/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bencana banjir yang menerjang Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi (Jabodetabek) 1 Januari 2020 kemarin membuat para pengungsi mulai mengeluhkan penyakit. Korban yang bertahan mengeluhkan penyakit diare hingga terancam terserang penyakit lainnya seperti kencing tikus.

Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto mengaku kemarin melihat langsung lokasi banjir dan beberapa posko pengungsian dan menemukan pengungsi mengeluhkan penyakit.

Baca Juga

"Keluhan mereka seperti kelelahan, kemudian ada juga yang mulas perutnya karena menderita diare tapi kita langsung memberikan pendampingan," ujarnya saat ditemui wartawan usai mengisi upacara dan doa Tahun Baru 2020, di halaman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), di Jakarta, Jumat (3/1).

Selain diare, ia meminta beberapa penyakit lain yang harus diwaspadai masyarakat diantaranya kencing tikus (leptospirosis) hingga pes karena bangkai tikus dan binatang lainnya yang juga banyak ia temui saat peninjauan. Ia mengaku, tim pusat krisis kesehatan Kemenkes sudah bergerak menindaklanjuti dan menyelesaikan dampak dari banjir tersebut.

Ia mengatakan sedikitnya 11 ribu tenaga kesehatan (nakes) bekerja terjun ke lapangan dan memberikan pelayanan kesehatan. Bahkan, ia menyebutkan nakes di rumah sakit juga siaga untuk bertugas dan bekerja menolong para pengungsi. Ia menegaskan, nakes di posko pengungsian hingga fasilitas kesehatan ini bekerja sampai hingga semua kebutuhan pengungsi terpenuhi.

"Jadi, kami bekerja tidak ada batas waktu. Selama masyarakat, pengungsi membutuhkannya maka kami ada," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement