Jumat 03 Jan 2020 13:44 WIB

Emil Tetapkan Enam Daerah di Jabar Kondisi Tanggap Darurat

Pemprov Jabar sudah menandatangani surat tanggap darurat untuk enam wilayah

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Christiyaningsih
Sejumlah warga berjalan di dekat mobil yang rusak pascabanjir di Perumahan Pondok Gede Permai Bekasi, Jawa Barat, Kamis (2/1). Pemprov Jabar sudah menandatangani surat tanggap darurat untuk enam wilayah.
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah warga berjalan di dekat mobil yang rusak pascabanjir di Perumahan Pondok Gede Permai Bekasi, Jawa Barat, Kamis (2/1). Pemprov Jabar sudah menandatangani surat tanggap darurat untuk enam wilayah.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kondisi cuaca yang cukup ekstrem di sejumlah daerah termasuk di Provinsi Jawa Barat membuat bencana di berbagai kabupaten/kota. Mulai dari banjir bandang hingga longsor yang membuat banyak masyarakat di Jabar harus mengungsi.

Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Pemprov Jabar sudah menandatangani surat tanggap darurat untuk enam wilayah. Keenam wilayah itu adalah Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Indramayu.

Baca Juga

"Dengan adanya surat penetapan tanggap darurat maka kita akan mengirimkan bantuan dengan total Rp 5 sampai Rp 6 miliar," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil usai melaksanakan rapat pimpinan, Jumat (3/1).

Menurut Emil, penetapan daerah tanggap darurat ini diperkirakan sampai dua pekan ke depan. Hal itu diberlakukan karena kondisi cuaca di daerah tersebut kemungkinan masih ekstrem. Bahkan berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kondisi cuaca seperti sekarang diprediksi sampai 10 Januari 2020.

"Curah hujan kemarin dan sejauh ini memang yang terekstrem sejak 2007. Kemarin itu curah hujan bisa sampai 100 milimeter per hari dan di Halim itu 377 milimeter per hari," katanya.

Emil mengatakan Pemprov Jabar akan melakukan perbaikan kawasan terdampak dan menurunkan personel sebanyak mungkin untuk memberi pertolongan. Dengan kondisi ini, ia pun meminta warga agar meningkatkan kewaspadaan, khususnya mereka yang tinggal atau kerap beraktivitas di daerah rawan bencana.

Saat ini, kata Emil, pihaknya sudah menugaskan setiap kepala rukun warga (RW) melalui aplikasi Sapa Warga untuk memberitahu kepada masyarakat sekitar terkait data terbaru dari BMKGs setiap saat.  Emil menilai persoalan ini sudah cukup berat dan masuk dalam ketegori lintas daerah. Ia sudah berkoordinasi dengan pimpinan daerah lain seperti Gubernur DKI Jakarta dan perwakilan dari pemerintah pusat.

"Karena kita juga harus menaikan level ketahanan lebih tinggi pada 2020," katanya.

Emil pun meminta masyarakat yang terdampak banjir tetap tenang dan menjaga keselamatannya. Saat ini BNPB daerah, Brimob, Basarnas, dan berbagai elemen tengah berupaya sekuat tenaga memberikan pertolongan.

Selain itu, Emil pun meminta agar tidak ada pihak manapun yang menyudutkan seseorang atau institusi tertentu dalam musibah ini. "Nanti saja sesi ini kita bahas di waktu yang lebih baik. Sekarang fokus pada penyelamatan, evakuasi, dan keamanan warga," katanya.

Dari pantauan melalui media sosial, kata dia, banyak warga yang kerap menyalahkan salah satu pihak atas kejadian ini. Hal itu seharusnya dihindari dan warga baiknya mengutamakan memberikan pertolongan kepada mereka yang membutuhkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement