REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Bencana mengancam sebagian wilayah di Pulau jawa selama musim hujan. Di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, sebanyak 64 desa yang tersebar di 32 kecamatan berpotensi mengalami bencana alam, baik berupa banjir maupun tanah longsor/pergerakan tanah, di musim penghujan kali ini.
Kesiapsiagaan pun dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat dan berbagai instansi terkait menghadapi potensi bencana tersebut. ''Dari 64 desa itu, sebanyak 15 desa tersebar di 11 kecamatan berpotensi banjir, dan 49 desa yang tersebar di 22 kecamatan berpotensi tanah longsor atau pergerakan tanah,'' ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin, kepada Republika, Kamis (2/1).
Adapun 15 desa yang berpotensi banjir itu tersebar di Kecamatan Cibing bin sebanyak tiga desa, Kecamatan Cigandamekar, Cilebak, Darma, Garawangi, Jalaksana, Luragung dan Selajambe masing-masing satu desa, Kecamatan Maleber dua desa, serta Kecamatan Kadugede sebanyak tiga desa.
Sedangkan, 49 desa yang rawan bencana longsor/pergerakan tanah itu tersebar di Kecamatan Cibeureum, Cibingbin, Cigandamekar, Ciniru, Gara wangi, Jalaksana, Japara, Kadugede, Lebakwangi, Maleber, dan Nusa herang masing-masing satu desa, Kecama tan Cigugur dan Kramatmulya masing-masing tiga desa, Kecamatan Cilebak dan Ciwaru masing-masing empat desa.
Selain itu, Kecamatan Cimahi, Kuningan, Selajambe, Sindangagung, dan Subang masing-masing dua desa, Kecamatan Darma sebanyak enam desa dan Kecamatan Hantara mencapai delapan desa.
Menghadapi potensi bencana alam di musim hujan tahun ini, pemerintah daerah setempat sudah mengeluarkan Surat Keputusan Si aga Darurat Banjir dan Longsor Ta hun 2019-2020. Bupati Kuningan pun sudah memberikan imbauan melalui surat bernomor 360/3282/BPBD, yang sudah disampaikan ke seluruh kecamatan dan diteruskan ke desa-desa di Kabupaten Kuningan.
Agus mengakui, BPBD memiliki keterbatasan sarana penanggulangan bencana. Karena itu, dia berharap sarana prasarana pada instansi pemerintah lainnya dapat dimanfaatkan saat bencana terjadi. ''Bagi masyarakat yang tinggal di daerah potensi ben cana, kami berharap mereka meningkatkan kewaspadaannya, ujarnya.
Petugas melakukan evakuasi korban bencana tanah longsor di Ruko Kampung Bambu Hitam RT/RW 002/009 Desa Bojong Kulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Rabu (1/1).
Longsor
Di Sukabumi, bencana longsor menerjang satu unit rumah warga di Kampung Ciseureuh RT 04 RW 01 Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Gunung Puyuh, Kota Sukabumi, Rabu (1/1). Dampaknya rumah tersebut mengalami kerusakan karena sebagian bangunan roboh.
Data Badan Penanggu langan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi menyebutkan, bencana tersebut terjadi sekitar pada Rabu sekitar pukul 12.15 WIB. ''Rumah tersebut diisi dua jiwa lansia atas nama bapak Oib (72 th) dan Bu Juansih,'' ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami, Kamis.
Zulkarnain menerangkan, awal bencana terjadi pada Selasa (31/12) malam. Di mana dampak dari tanah longsor tersebut belum cukup besar, tapi pada Rabu pukul 11.30 WIB terjadi longsor susulan yang mengakibatkan 1 rumah tersebut roboh dan sedikit terseret akibat dari luapan air sungai dan tanah pesawahan.
Masih di Jawa Barat, longsor juga terjadi di Dusun Mandalasari, Desa Mandalasari, Kecamatan Puspahiang, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (2/1)pagi. Akibat ke jadian itu, sebuah jalan desa terputus dan mengakibatkan tiga dusun terisolasi.
Camat Puspahiang, Zalkaf DR Asma, mengatakan, longsor terjadi pada Kamis sekira pukul 06.00 WIB akibat hujan deras yang terjadi di wilayah itu. Tak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Namun, satu rumah warga terancam roboh akibat kejadian tanah longsor itu.
Selain itu, jalan desa terputus dan terbawa longsor sepanjang 60x3 meter. "Seluruh Luas longsoran panjang 60 meter dan lebar 13 meter dengan ketinggian 10 m. Saluran irigasi juga putus sepanjang 20 meter, dan penampungan air bersih rusak berat," kata dia dikonfirmasi Republika.
Zalkaf menambahkan, akibat kejadian itu tiga dusun, yakni Dusun Ci kurantung, Mekarsari, dan Sagulung, terisolir karena satu-satunya jalan ke daerah tersebut terputus. Ia menyebutkan, jumlah kepala keluarga di tiga kedusunan tersebut sebanyak 743 kepala keluarga (KK) atau 2.182 jiwa. Tak hanya itu, berdasarkan laporan dari Kecamatan Puspahiang, saluran bersih bagi masyarakat terputus dan sa wah seluas 50 hektare tidak bisa dialiri air.
Di tempat lain, di Desa Gununglurah Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas, longsor tebing menyebabkan kerusakan pada dua rumah warga, Rabu (1/1) petang. "Saat ini, kami dari Tagana dan elemen masyarakat lainnya sedang melakukan kerja bakti menyingkirkan material longsoran," tutur Koordinator Tagana Banyumas, Ady Candra, Kamis (2/1).
Menurutnya, rumah warga yang mengalami kerusakan merupakan rumah yang ditinggali keluarga Salimin dan Dahlan. Dia menyebutkan, bencana longsor tersebut terjadi sekitar pukul 16.30, saat Desa Gununglurah diguyur hujan lebat. (lilis sri handayani/riga nurul iman/bayu adji p/eko widiyatnoed: agus raharjo)