REPUBLIKA.CO.ID, Ade, salah seorang anggota tim Disaster Management Center (DMC) mengingat ia menerima panggilan telepon sekitar pukul 23.00 WIB pada Rabu (1/1) malam. Sambungan telepon itu ditujukan untuk call center Dompet Dhuafa di Kramat jati, Jakarta Timur. Seruan minta tolong itu berasal dari Keluarahan Cawang, Kramat Jati.
Di seberang telepon, seseorang menyampaikan bahwa ia bersama tiga orang lainnya dan seorang bayi berusia enam bulan terjebak banjir. Waktu itu sudah larut, belum lagi aliran arus banjir masih terbilang deras.
"Akhirnya, kita putuskan untuk lakukan evakuasi karena mereka sudah terjebak sejak kemarin, proses evakuasi selesai sekitar pukul 03.00 WIB," kata Ade, Kamis (2/1). Evakuasi dilakukan relawan DMC yang bersinergi dengan warga dan relawan lokal.
Ade menyampaikan, proses evakuasi cukup sulit dilakukan tim DMC Dompet Dhuafa. Selain arus banjir deras, gang menuju rumah korban yang akan dievakuasi terlampau sempit untuk dilalui perahu karet.
Lokasi rumah bayi yang akan dievakuasi juga berada di bantaran sungai dan diapit oleh rumah-rumah lain yang mengalami banjir setinggi atap rumah. Evakuasi akhirnya dilakukan dengan menggunakan perahu sejenis kayak yang ditarik dengan tali tambang lempar sepanjang 100 meter lebih.
"DMC Dompet Dhuafa bersama para relawan melalui loteng untuk melakukan evakuasi bayi dan ibu yang banjirnya terus naik. Saat tim melakukan evakuasi kondisi bayi tidak mengalami kelaparan atau kedinginan, ibunya telah menyiapkan kebutuhannya sembari mengungsi," katanya.
Bencana banjir yang melanda Jabodetabek pada pergantian tahun memang memunculkan sosok-sosok relawan penyelamat yang berjibaku menyelamatkan warga. Rumah Zakat, misalnya, juga melakukan Aksi Peduli Bencana Banjir di wilayah Jabodetabek dengan menurunkan 30 relawan. Rumah Zakat juga menyediakan ambulans, mobil penyelamat, perahu karet, obat-obatan, dan food truck untuk keperluan evakuasi.
“Banjir tahun ini bisa dibilang cukup parah, terutama di Bekasi. Hal tersebut menjadi tantangan bagi kami karena banyaknya permintaan bantuan untuk dievakuasi menggunakan perahu karet, sedangkan perahu karet di sini terbatas,” kata Rikar, relawan Rumah Zakat.
Seorang warga melintasi banjir di kawasan Kampung Baru, Kembangan, Jakarta Barat, Kamis (2/1/2020).
Ormas Muhammadiyah melalui Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) juga mengerahkan bantuan dalam merespons kejadian banjir di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan sekitarnya. Respons awal sudah dilakukan sejak Rabu (1/1) oleh MDMC DKI Jakarta dan Bekasi.
Tim dari RSIJ Cempaka Putih, RSIJ Sukapura, RSIJ Pondok Kopi, beserta relawan Muhammadiyah dari berbagai elemen, seperti mahasiswa telah mengerahkan potensi mereka untuk membantu korban banjir. Ketua MDMC PP Muhammadiyah Budi Setiawan mengatakan, ada empat personel tim asistensi MDMC yang bergerak dari Yogyakarta dan Bandung untuk beroperasi membantu pimpinan Muhammadiyah setempat mengelola bantuan darurat. Selanjutnya, ia mengatakan, 20 personel anggota SAR Muhammadiyah digerakkan dari relawan Muhammadiyah DI Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (PP GP Ansor) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, guna membantu penanganan tanggap daurat banjir jabodetabek, pihaknya telah menerjunkan Banser Tanggap Bencana (Bagana) ke lokasi-lokasi terdampak.
“GP Ansor bekerja sama dengan aparat terkait, seperti kepolisian, BNPB, pemerintah daerah melakukan evakuasi korban. Selain itu, mendirikan posko-posko siaga sebagai pusat informasi dan pelayanan publik, juga menampung bantuan logistik dari masyarakat yang ingin membantu korban,” kata dia.
Sejauh ini, Ansor dan Banser telah mendirikan posko siaga di seluruh wilayah di Jakarta, Gunung Puteri di Bogor, Bekasi, Tangerang, dan Banten. n Fuji E Permana, Bowo Pribadikiki sakinah/rusdy nurdiansyah ed: fitriyan zamzami