Jumat 03 Jan 2020 06:41 WIB

Kemenkes Kerahkan Bantuan Psikologis Bantu Korban Banjir

Bantuan psikologis dari Kemenkes bertujuan menghilangkan trauma korban banjir.

Red: Nur Aini
Warga korban banjir mengungsi di Gelanggang Olahraga (GOR) Pengadegan, Jakarta, Kamis (2/1/2020).
Foto: Antara/Reno Esnir
Warga korban banjir mengungsi di Gelanggang Olahraga (GOR) Pengadegan, Jakarta, Kamis (2/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membantu mengoordinasikan sebanyak 11 ribu orang untuk membantu pengungsi akibat banjir Jakarta serta kawasan lain. Kemenkes juga mengerahkan bantuan psikologis untuk membantu menghilangkan trauma kaum yang rentan.

"Kita bersama-sama prihatin dan kalau dari Kementerian Kesehatan mengecek supaya mencegah supaya jangan sampai muncul penyakit maupun wabah. Dari sisi psikologis, kita gerakkan teman-teman dari puskesmas maupun dari TNI dan Polri untuk membantu supaya tidak ada trauma psikologis," kata Menkes Terawan Agus Putranto ketika ditemui saat mengunjungi pengungsi di penampungan di Kalimalang, Jakarta Timur, Kamis (2/1).

Baca Juga

Bantuan psikologis, kata dia, diberikan untuk menghindari adanya dampak berpindahnya pengungsi yang tadinya tinggal di rumah tapi kemudian harus mengungsi yang dapat menyebabkan tekanan. Sejauh ini terdapat 11 ribu orang yang membantu pengungsi akibat banjir yang terjadi di Jakarta dan kawasan lain di Indonesia yang terdiri atas jajaran Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan provinsi, kepolisian, TNI dan sukarelawan.

"Artinya kegotongroyongan untuk membantu sesama itu luar biasa. Itu (11 ribu orang) untuk semua daerah yang terdampak banjir," katanya.

Sekitar 60 ribu orang dikabarkan mengungsi akibat banjir yang terjadi di daerah Jakarta dan sekitarnya dengan data yang terus diperbarui. Sementara itu, menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebanyak 16 orang meninggal dunia akibat banjir dalam dua hari terakhir di Jabodetabek yang terjadi salah satunya akibat intensitas curah hujan yang tinggi.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan ada kemungkinan terjadi intensitas curah hujan ekstrem di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah hingga 15 Januari 2020.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement