REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA — Kepolisian Resor (Polres) Purwakarta bekerja sama dengan TNI dan jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta mengelar apel siaga bencana di Mapolres Purwakarta, Kamis (2/1). Sebanyak 300 personel dari tim gabungan tersebut disiagakan untuk mengantisipasi bencana di Kabupaten Purwakarta.
Wakapolres Purwakarta Kompol Ijang Safei mengatakan unsur Polri, TNI dan pemerintah daerah bersama-sama mengantisipasi bencana pada puncak musim hujan saat ini. Di mana diketahui bencana banjir dan longsor terjadi akibat hujan lebat yang turun beberapa hari lalu.
“Sekarang kita melaksanakan apel dari semua unsur baik TNI, Polri, BPBD maupun pemda kita siap. Kurang lebih 300 personel kita siapkan,” kata Wakapolres kepada wartawan.
Wakapolres menuturkan kesiapan personel ini untuk mengantisipasi bencana yang tiba-tiba datang. Walaupun dikatakannya bencana yang terjadi beberapa hari lalu di Purwakarta tidak separah daerah lainnya. Seperti banjir yang hanya berupa genangan dan surut dapam waktu relatif sebentar.
Selain personel, kata dia, sarana dan prasarana juga disiapkan untuk mendukung upaya mengantisipasi bencana alam. Seperti perahu karet, pelampung, hingga pompa penyedot air dari instansi terkait.
“Polsek juga sama-sama dengan koramil, camat dan tagana disiagakan juga dan ada posko tingkat kecamatan di polsek,” ujarnya.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB) Kabupaten Purwakarta Wahyu Wibisono menambahkan bencana banjir dan longsor yang menimpa beberapa titik pada Selasa (31/12) lalu tidak menimbulkam korban jiwa. Hanya ada satu rumah yang mengalami sedikit kerusakan karena tertimpa material tanah longsoran.
Wibi, sapaannya, mengatakan selain banjir pihaknya juga lebih menekankan antisipasi bencana longsor. Mengingat beberapa wilayah memiliki kondisi geografis tanah dataran tinggi yang rawan akan pergerakan tanah.
“Seperti kita ketahui purwakarta mempunyai daerah berkontur tanah dataran tinggi yaitu daerah Pasawahan, Wanayasa, Bojong, Darangdan, Kiarapedes,” ujar Wibi.
Ia mengaku pihaknya mengantisipasi potensi bencana ke depannya dengan menyiagakan personel selama 24 jam. Pihaknya juga menyosialisasikan peringatan dini terkait cuaca ekstrem yang berpotensi muncul setiap harinya.
Ia pun mengimbau masyarakat untuk ikut peduli terhadap lingkungannya. Dengan kepedulian tinggi maka potensi bencana dan diminimalisir. Sebab, menurutnya bencana terjadi juga tidak luput dari faktor manusia.
“Kami berharap bahwa warga peduli artinya minimal membersihkan saluran yang berada di halaman sekitarnya dan tidak membuang sampah sembarangan. Karena banjir yang terjadi akibat ulah manusia menurut pendapat saya,” tuturnya.
Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika juga mengajak seluruh lapisan untuk bersama-sama menyamakan persepsi dan menguatkan komitmen dalam hal menjaga lingkungan. Karena menurutnya, kalau hanya mengandalkan pemerintah tidak akan selesai dalam waktu singkat.
“Menyelamatkan lingkungan, harus menjadi bagian dari komitmen bersama. Artinya, tak hanya mengandalkan pemerintah saja, tapi seluruh element dan stakeholder harus juga terlibat tanpa terkecuali,” ujar Anne.
Jadi, seluruh elemen termasuk pemerintahan desa harus terlibat untuk menjaga lingkungan. Apalagi, pemerintahan desa merupakan bagian yang sangat. Tak hanya itu, dunia pendidikan pun harus juga ikut andil dalam hal menjaga lingkungan ini.
Menurut Anne, sejauh ini budaya bersih dan nyaman di masyarakat cenderung menurun. Bahkan, kepekaan masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan masih sangat kurang. Salah satu contohnya, bisa dilihat dari masih banyaknya masyarakat yang membuang sampah disembarang tempat, bahkan dengan waktu yang tidak tepat.