Kamis 02 Jan 2020 12:24 WIB

Dua Ribu Keluarga Terdampak Banjir Bandang di Lebak

Warga mengungsi di beberapa lokasi yang disediakan oleh aparat pemerintah.

Sejumlah bangunan rusak akibat diterjang banjir bandang di Desa Sajira, Lebak, Banten, Rabu (1/1/2020).
Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Sejumlah bangunan rusak akibat diterjang banjir bandang di Desa Sajira, Lebak, Banten, Rabu (1/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Kepolisian Resort Lebak mencatat sekitar 2000 kepala keluarga (KK) terdampak banjir bandang di sejumlah lokasi di Kabupaten Lebak, Banten. Saat ini, warga mengungsi di beberapa lokasi yang disediakan oleh aparat pemerintah, seperti lapangan futsal dan balai desa.

"Kurang lebih total sementara, hampir dua ribu KK yang ditampung di balai desa dan lapangan futsal. Kami sudah mempersiapkan logistik di setiap titik bencana, bekerjasama dengan kepala desa," kata Kapolres Lebak AKBP Andre Firman, di Mapolsek Cipanas, Kabupaten Lebak, Kamis (2/1).

Baca Juga

Kabid Humas Polda Lampung Kombes Edy Sumardi mengatakan, di hari kedua pascabencana banjir bandang yang melanda Kabupaten Lebak, telah berdampak terhadap rusaknya beberapa fasilitas umum. Misalnya, rumah warga, sekolah, jembatan, mushola dan ribuan hewan ternak lainnya.

Edy Sumardi mengatakan, hingga hari ke dua pascabanjir, Polda Banten terus mengerahkan pasukan untuk membantu warga korban banjir bandang di Lebak. Pihak kepolisian bersama Basarnas, BPBD, TNI dan pemerintah daerah juga telah mendirikan beberapa dapur umum di lokasi bencana untuk melayani warga di pengungsian.

Ia menyatakan lokasi bencana terparah berada di Kecamatan Lebak Gedong. Sebab, sumber banjir bah berada di perkampungan yang masuk ke dalam Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) Kecamatan Lebak Gedong.

Berdasarkan data rekapitulasi sementara Kamis (2/1) pagi ini, kata Edy, beberapa kerusakan akibat banjir bandang dan tanah longsor di wilayah Kabupaten Lebak, di antaranya rumah yang hanyut 80 unit, rumah rusak berat 604, rumah rusak ringan 1.431, jembatan rusak 18 unit, mushola 15 unit.

Selain itu, hewan ternak yang hilang, 3.841 ekor, mobil yang rusak 8 unit, sepeda motor yang rusak 55 unit. Hingga kini, masih dinyatakan hilang sebanyak 8 orang warga, terdiri dari 2 orang hanyut terbawa arus, dan 6 orang diduga tertimbun tanah longsor.

Namun, polisi, TNI, Basarnas dibantu warga masih terus mencarinya. "Tadi malam hingga pukul 02.00 dini hari, saya bersama Kapolres Lebak meninjau jalan yang longsor dan sedang diperbaiki oleh dinas PUPR Provinsi Banten," kata Edy.

Ia mengatakan hal ini untuk memudahkan akses distribusi logistik dan mobilisasi kendaraan kesehatan di pengungsian. "Kami juga meninjau beberapa lokasi pengungsian warga, tim kesehatan dari Puskesmas dan Biddokkes Polda Banten juga sudah turun langsung tangani warga di pengungsian," ujar dia.

"Alhamdulillah perbaikan akses jalan penghubung sudah mencapai 75 persen, hasil komunikasi kami dengan penanggung jawab perbaikan jalan dinas PUPR Provinsi Banten," kata Edy.

Terkait korban hilang, menurut Kapolres Lebak AKBP Andre Firman, pihaknya mendapatkan informasi dari warga dan perangkat desa mengenai delapan warga yang hilang, baik yang di duga hanyut hingga terkubur material longsoran. Pihak kepolisian dari Polres Lebak masih mendalami informasi warga tersebut, sambil melakukan upaya pencarian korban di bantu oleh tim Polda Banten.

"Untuk orang hilang, ada dua orang diperkirakan hanyut, kemudian ada enam orang diperkirakan tertimbun tanah. Berdasarkan informasi dari masyarakat dan perangkat desa, masih kita dalami," kata Andre Firman.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement