REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Perayaan pergantian tahun di wilayah Kota Malang, Jawa Timur menghasilkan sedikitnya 5 ton sampah.Tumpukan sampah yang bertebaran di jalan-jalan protokol.
"Selama beberapa jam menjelang pergantian tahun hingga Rabu (1/1) dini hari sampah yang menumpuk di sejumlah jalan protokol mencapai 5 ton lebih," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang Rinawati di Malang, Rabu (1/1).
Rinawati menyayangkan sikap dan kebiasaan masyarakat yang tak lagi mengindahkan lingkungan ketika "berpesta" merayakan pergantian tahun. Bersamaan dengan ingar bingar perayaan tahun baru, tumpukan sampah juga memenuhi jalan-jalan di Kota Malang.
Kiranya "pesta" itu tak lagi memunculkan endapan pemikiran atas dampak lingkungan atau akan menjadi beban bagi orang lain. "Faktanya memang begitu, seakan menjadi tradisi. Meskipun kita sangat berharap, seyogyanya ungkap gembira tetap memperhatikan dampak lingkungan," ucapnya.
Untuk menghindari tumpukan sampah di jalan-jalan di wilayah Kota Malang, lanjut Rinawati, di malam tahun baru dan pasca-tahun baru, DLH menugaskan sekaligus meluncurkan tim gerak cepat kebersihan.
Beberapa titik sasar di wilayah Kota Malang yang ditarget Tim Gerak Cepat DLH, antara lain Jalan Ijen, depan Balaikota Malang, Jalan Trunojoyo dan kawasan Alun-Alun Merdeka.
Ia mengatakan tim yang dikawal Kepala Bidang Kebersihan, Joao MGD Carvalho, meliputi pasukan penyapu jalan sebanyak 20 personel dan sopir armada 5 personel, dengan ditopang minidamp 1 unit, Roadsweper dan Compaktor 1 unit.
Hasilnya tidak kurang dari 5 ton sampah diangkut TGC DLH Kota Malang.Sementara itu Wali Kota Malang Sutiaji menyatakan masalah sampah memang lebih disebabkan karena faktor perilaku.
"Oleh karenanya, diluncurkannya Gerakan Angkut Sampah dan Sedimen (GASS), sesungguhnya tujuan utamanya adalah membangun perilaku dan budaya bersih serta tertib membuang sampah pada tempatnya," tutur Sutiaji.
Produksi sampah domestik di Kota Malang rata-rata mencapai 400 ton per hari yang ditampung di tempat pembuangan akhir setelah dilakukan pemilahan di tempat pembuangan sementara (TPS) dan bank sampah Malang (BSM).Produksi sampah yang terus meningkat dari tahun ke tahun tidak berbanding lurus dengan area tampung yang disediakan di TPA Supiturang, bahkan sudah hampir "overload".