Senin 30 Dec 2019 11:51 WIB

TPA Cipeucang Penuh, Tangsel Ekspor Sampah ke Bogor

TPA Cipeuncang tak sanggup menampung sampah warga Tangsel.

Rep: Abdurrahman Rabbani/ Red: Friska Yolanda
Sampah menggunung di TPA Cipeucang sebabkan longsoran ke bibir Sungai Cisadane, Serpong, Tangerang Selatan, (30/12).
Foto: Republika/Rabbani Dikromo
Sampah menggunung di TPA Cipeucang sebabkan longsoran ke bibir Sungai Cisadane, Serpong, Tangerang Selatan, (30/12).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel) saat ini melebihi kapasitas penampungan. Produksi sampah warga Kota Tangsel per harinya mencapai 970 ton. Akibatnya, Tangsel terpaksa mengekspor sampah ke wilayah lain.

Diketahui TPA tersebut hanya memiliki daya tampung 200-300 ton sampah sehari. Nampak dari pantauan Republika.co.id, sampah menggunung dan menyebabkan longsoran tumpah ke bibir Sungai Cisadane.

Sungai yang melewati Kota Tangsel dan Kota Tangerang ini digunakan sebagai aktivitas keseharian warga setempat. Sampah yang berasal dari TPA itu memang sudah tak dapat terhindarkan hingga mencemari air sungai.

Masyarakat mengeluhkan kondisi air sungai yang tercemar. Bahkan wali kota Tangerang Arief R Wismansyah juga mengeluhkan sampah TPA Cipeucang yang telah mencemari sungai kebanggaan warganya itu.

Menurutnya, setiap musim hujan, sampah yang berasal dari TPA Cipeucang terbawa arus sungai dan bertumpuk di Tangerang. Sungai yang seharusnya dapat digunakan warga beraktivitas sehari-hari, kemudian tidak dapat dipakai warga karena tercemar.

Wali Kota Tangsel, Airin Rachmi Diany mengaku masih bermasalah dengan kebersihan. Masalah kebersihan dan tata kelola kota yang sehat, masih menjadi persoalan serius yang belum terpecahkan di Kota Tangsel.

"Bagi saya, sampah yang belum selesai, bahwa cita-cita saya dulu adalah, saya bisa mempersembahkan Piala Adipura. Tetapi ternyata untuk penilaian Adipura, ada di TPA," ujar wali kota dua periode itu di

Puspemkot Tangsel, akhir pekan kemarin.

Menurutnya keterbatasan lahan dan jumlah penduduk yang begitu banyak, penyebab sampah tidak pernah berhenti disumbangkan. "Kita bisa libur Lebaran, libur Natal, libur Tahun Baru, tapi sampah enggak pernah berhenti," jelasnya.

Airin mengatakan 970 ton per hari disumbangkan oleh warga Kota Tangsel. Sampah tersebut tidak lain akan tertimbun di TPA Cipeucang. Terlebih jumlah penduduk di kota pemekaran ini sudah hampir dua juta jiwa.

Dengan tingkat populasi penduduk yang bertambah tinggi, dan produksi sampah semakin bertambah setiap harinya, TPA Cipeucang yang luasnya tetap itu tidak bisa menampung tingginya kapasitas sampah.

Lebih lanjut, Airin berharap, rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di TPA Cipeucang dapat segera diwujudkan demi mengurai gunungan sampah di TPA itu.

"Ya, mudah-mudahan pertengahan Juni atau Juli 2020 sudah ada pemenang lelangnya siapa, dan sudah dapat dimulai progres pembangunan fisik untuk PLTSa. Insya Allah, progres fisiknya selesai dua tahun," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement