Senin 30 Dec 2019 03:46 WIB

Pemprov Jatim Fokus Double Track untuk Serap Tenaga Kerja

157 sekolah SMA/MA dari 28 Kabupaten di Jatim yang mengikuti program double track.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa
Foto: Republika TV/Surya Dinata
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Provinsi Jawa Timur fokus mengembangkan konsep double track untuk pendidikan tingkat SMA dan Madrasah Aliyah. Hal ini menjadi salah satu upaya menyerap tenaga kerja di wilayah setempat.

"Berkali-kali juga Presiden Jokowi mengingatkan tentang cipta lapangan kerja. Nah, dari konsep ini akan terwujud lapangan kerja dan imbasnya mengurangi pengangguran," ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di sela Festival SMA Double Track di JX International di Surabaya, Ahad (29/12).

Program ini dimaksudkan untuk memfasilitasi para lulusan SMA yang tidak dapat melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dapat disiapkan tenaga kerja menengah yang siap pakai. Pembelajaran di SMA/MA dengan fokus pada penguatan di bidang akademis, namun ditambahkan dengan pendidikan vokasional di luar jam pelajaran.

"Di tingkat SMA/MA, mereka sudah menguasai salah satu bidang keterampilan tertentu dengan memanfaatkan kearifan lokal, sekaligus membangun kepercayaan diri peserta didik dalam berwirausaha atau bekerja berbekal keterampilan yang dikuasai," ucapnya.

Ia juga berharap anggaran kredit usaha rakyat (KUR) yang pada 2020 nilainya mencapai Rp 190 triliun dengan modal hanya enam persen dapat dimanfaatkan. Bunga tahun ini lebih murah dibandingkan tahun lalu, sehingga siswa SMA/MA peserta konsep double track bisa memanfaatkannya sebagai modal.

Program double track SMA/MA terdiri dari tujuh bidang keterampilan, yaitu multimedia, teknik elektro, teknik listrik, tata boga, tata busana, tata kecantikan dan teknik kendaraan ringan dengan 17 bidang keahlian. "Program ini merupakan cara dari Pemprov Jatim untuk mencari alternatif solusi menyiapkan lulusan SMA dengan bekal keterampilan dan sertifikat untuk mencari kerja," kata Khofifah.

Sementara itu, program double track diperuntukkan bagi sekolah kawasan pinggiran yang mayoritas lulusannya tidak dapat melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Jatim Hudiono menyampaikan program ini sudah memasuki tahun kedua dan menyasar ke sekolah-sekolah kawasan pinggiran, seperti Kabupaten Ngawi, Magetan, Bojonegoro, Probolinggo dan sebagainya.

Diketahui, terdapat 157 sekolah SMA/MA dari 28 Kabupaten di Jatim yang mengikuti program double track dengan jumlah siswa yang mengikutinya hingga 23.052 siswa. Ke-157 sekolah tersebut merupakan pilot project yang dipilih karena 60 persen lulusannya tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi dan sebagian siswanya berhasil menerapkan yang didapatnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement