REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Bupati Banyumas Achmad Husein resmikan jalan yang terbuat campuran aspal hotmix dengan plastik, Jumat (27/12). Ruas jalan yang diresmikan merupakan jalan kabupaten yang menghubungkan Desa Kedungwuluh Lor Kecamatan Patikraja dengan Desa Panusupan Kecamatan Cilongok.
''Pembangunan jalan dengan menggunakan aspal hotmix dengan sampah platik ini, merupakan pilot project di wilayah Banyumas. Tujuannya untuk mengurangi limbah plastik,'' jelas Bupati.
Dia mengingatkan, produksi sampah plastik di Banyumas tergolong cukup besar. Setiap tahun, ada sampah plastik yang dihasilkan mencapai 95 ton. ''Bila tidak diatasi dengan berbagai program kegiatan, maka sampah plastik yang dihasilkan ini bisa menimbulkan pencemaran jangka panjang,'' katanya.
Menurutnya, untuk mengubah limbah sampah plastik menjadi bahan baku campuran aspal, Pemkab Banyumas sudah menyiapkan anggaran dalam APBD 2020. Dengan anggaran itu, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas PU dan Kelompok Swadaya Masyarakat yang mengelola sampah di Banyumas, akan mengolah semua limbah plastik di Banyumas menjadi bahan campuran aspal hotmix.
''Mungkin tidak bisa mulai Januari 2020. Tapi mulai April 2020, saya kira sudah bisa mulai. Dengan demikian, dan pada bulan Mei 2020 tidak ada lagi sampah plastik yang dibuang ke TPA,'' katanya.
Untuk menyukseskan program ini, Bupati akan mengambil kebijakan tegas. ''Bila perlu, saya akan memaksa agar semua jalan hotmix yang menggunakan dana APBD Banyumas, harus menggunakan aspal hotmix dengan limbah sampah plastik. Bila tidak, lebih baik ditunda dulu proyeknya,'' katanya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Irawadi, mengatakan proses pencampuran sampah plastik dengan aspal hotmix memang merupakan perintah Bupati untuk mengatasi masalah sampah. Namun agar bisa menjadi campuran bahan baku campuran aspal hotmix, harus ada perlakuan khusus lebih dulu.
''Sampah plastik yang digunakan sebagai bahan campuran, harus memenuhi spesifikasi tertentu. Antara lain, limbah plastik yang digunakan harus berupa cacahan berukuran 9,5 milimeter, kering, bersih dan terbebas dari bahan organik,'' jelasnya.
Sedangkan komposisi campurannya, kata Irawadi, tidak bisa terlalu banyak, hanya sekitar 6 persen. Dengan demikian, pada setiap 1 ton aspal yang digunakan, hanya menggunakan sampah plastik sebanyak 2,51 kg.
Dia juga menyebutkan, kelebihan dari penggunaan plastik ini, ketahanan dan kekuatan aspal menjadi lebih baik. ''Jalan aspal yang dibangun dengan menggunakan campuran limbah plastik, memiliki peningkatan ketahanan 40 persen lebih baik terhadap deformasi tanah dan retak lelah,'' jelasnya.
Untuk menyukseskan program ini, Irawadi menyatakan, pada tahun 2020 Dinas PU Banyumas akan membangun jalan sepanjang 103 Km x 4 meter dengan dana kurang lebih Rp 4 miliar. ''Seluruhnya akan menggunakan limbah plastik. Dengan program ini, sampah plastik yang dibutuhkan diperkirakan mencapai 95 ton,'' katanya.