Jumat 27 Dec 2019 05:52 WIB

Tidak Ada Perayaan Malam Pergantian Tahun di Puncak Merbabu

BTNGMb belum mencabut larangan pendakian ke Gunung Merbabu sampai akhir tahun.

Rep: Bowo S Pribadi/ Red: Dwi Murdaningsih
BTNGMb belum mencabut larangan pendakian ke Gunung Merbabu sampai akhir tahun. Foto: Lanskap Gunung Merapi yang mengeluarkan asap sulfatara dengan latar depan Gunung Merbabu terlihat udara Jawa Tengah, Selasa (17/5).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
BTNGMb belum mencabut larangan pendakian ke Gunung Merbabu sampai akhir tahun. Foto: Lanskap Gunung Merapi yang mengeluarkan asap sulfatara dengan latar depan Gunung Merbabu terlihat udara Jawa Tengah, Selasa (17/5).

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN--Komunitas pendaki gunung dan pecinta alam dapat dipastikan tidak bisa merayakan malam pergantian tahun di puncak gunung Merbabu. Sebab, gunung dengan ketinggian 3.145 mdpl ini masih berstatus tertutup bagi aktivitas pendakian.

Puncak gunung yang berada di wilayah Kabupaten Semarang, Boyolali dan Kabupaten Magelang ini memang menjadi salah satu tempat favorit untuk menyambut malam pergantian tahun dan menyambut fajar pertama di tahun baru. Namun otoritas Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) belum mencabut larangan bagi aktivitas pendakian, sejak gunung tersebut terbakar, pada 12 September 2019 beberapa waktu lalu.

Baca Juga

"Kami sudah menerima tembusan surat, perihal masih ditutupnya semua jalur pendakian menuju puncak gunung Merbabu," ungkap Kepala Dusun Thekelan, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Supriyo Tarsan, Jumat (27/12).

Melalui surat bernomor: PG.03/ T.35/ TU/ EVLAP/ 12/ 2019, tertanggal 6 Desember 2019 tersebut, kata dia, BTNGMb menegaskan belum akan mencabut penutupan gunung Merbabu bagi aktivitas pendakian, hingga akhir tahun nanti.

Seluruh jalur pendakian gunung Merbabu baik melalui Thekelan dan Cunthel (Kabupaten Semarang), Wekas dan Suwanting (Kabupaten Magelang) maupun melalui jalur Selo (Kabupaten Boyolali) belum dibuka. Belum dibukanya kembali jalur pendakian Merbabu tersebut, lanjut Tarsan, merupakan hasil pertemuan BTNGMb bersama dengan pihak terkait meliputi unsur pemerintahan, pengelola basecamp pendakian, Masyarakat Peduli Api serta relawan.

Pertimbangannya, kondisi vegetasi di sepanjang jalur pendakian yang belum sepenuhnya pulih, terutama akibat dampak musim kemarau dan musibah kebakaran lereng gunung Merbabu beberapa waktu lalu.

Selain itu, kondisi ikatan tanah di kawasan eks lahan yang terbakar juga belum sepenuhnya stabil dan dampak cuaca ekstrim di masa pancaroba ini juga menyebabkan beberapa titik jalur tertutup pohon yang tumbang.

“Pada masa awal musim hujan seperti sekarang masih rentan terjadi longsoran tanah atau bahkan guguran batu karena ikatan tanah yang belum stabil dan ini bisa membahayakan keselamatan pendaki," ucap dia,

Guna menindaklanjuti surat tersebut, ia mengaku masyarakat Dusun Thekelan bersama relawan terus melaksanakan pemantauan dan pengawasan aktivitas pendakian melalui basecamp Thekelan tersebut.

"Jika ada pendaki yang datang ke basecamp, kami sarankan untuk bisa mengalihkan aktivitas pendakian ke beberapa gunung terdekat, apakah mau mendaki gunung Andong atau gunung Ungaran," ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement