Kamis 26 Dec 2019 22:26 WIB

Pemerintah Aceh Terus Berupaya Maksimalkan Mitigasi Bencana

Mitigasi bencana dimaksimalkan sejak tsunami Aceh 2004 lalu.

Bangunan yang rusak akibat gempa bumi berkekuatan 9.2 SR yang menimbulkan gelombang tsunami di Banda Aceh.
Foto: Hotli SImanjuntak/EPA EFE
Bangunan yang rusak akibat gempa bumi berkekuatan 9.2 SR yang menimbulkan gelombang tsunami di Banda Aceh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Pemerintah Aceh terus berupaya memaksimalkan mitigasi kebencanaan di provinsi tersebut pascatsunami 26 Desember 2004.

"Sudah 15 tahun bencana tsunami Aceh berlalu, kita selalu memaksimalkan mitigasi serta kegiatan siaga kebencanaan," kata Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA), Almuniza Kamal, saat kegiatan memperingati 15 tahun tsunami Aceh di Jakarta, Kamis (26/12).

Baca Juga

Dia mengatakan, pemerintah Aceh terus berkomitmen dalam mitigasi bencana termasuk dengan melakukan kegiatan latihan evakuasi bila terjadi gempa dan tsunami.

Pemerintah Aceh membunyikan sirine tanda peringatan tsunami dalam kegiatan latihan kebencanaan dua kali dalam setahun. Hal itu juga dilakukan dengan mengumpulkan serta mengikutsertakan para pelajar di sekolah.

Selain kegiatan mitigasi kebencanaan, kata dia, setiap gedung-gedung bertingkat mulai dari tiga hingga lima tingkat dan seterusnya sudah memiliki tempat evakuasi khusus.

Begitu pula dengan jalur atau jalan evakuasi, pemerintah Aceh melakukan penanaman pohon di sepanjang garis atau alur pantai. "Jadi informasi evakuasi tidak hanya berupa plang, melainkan pohon juga menjadi penanda jalur evakuasi," ujar dia.

Untuk memaksimalkan mitigasi bencana di Aceh, pemerintah juga telah membangun "safety building" atau gedung-gedung keamanan di sejumlah titik sebagai lokasi evakuasi jika terjadi bencana.

Sementara itu, Direktur Nasional SOS Children's Villages, Gregor Hadi Nitihardjo, menjelaskan organisasi sosial itu ikut serta menyemangati anak-anak Aceh yang kehilangan keluarga melalui pengasuhan, pendidikan, kesehatan dan sebagainya hingga mandiri. "Hari 15 tahun Aceh memang sudah bangkit, namun masih banyak anak-anak Aceh yang membutuhkan bantuan," lanjutnya.

Dia mengatakan organisasi itu terus berupaya menjadikan anak-anak Aceh lebih baik lagi dalam menjalani kehidupannya. Karena, di masa lalu sebagian dari mereka juga turut menjadi korban konflik sosial di tengah masyarakat.

SOS Children's Villages menyakini anak-anak yang tumbuh dan berkembang di lingkungan baik maka saat dewasa mereka juga menjadi orang baik pula.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement