Ahad 21 Apr 2024 16:11 WIB

PVMBG Cabut Status Peringatan Tsunami Akibat Erupsi Gunung Ruang

Pencabutan peringatan tsunami menyusul aktivitas erupsi Gunung Ruang yang menurun.

Gunung Ruang terlihat saat letusan dari pulau Tagulandang, Indonesia, Kamis, (18/4/2024).
Foto: AP
Gunung Ruang terlihat saat letusan dari pulau Tagulandang, Indonesia, Kamis, (18/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, SITARO -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengumumkan pencabutan peringatan tsunami yang sebelumnya dikeluarkan untuk menghindari bahaya yang timbul akibat erupsi besar Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro Provinsi Sulawesi Utara. Pencabutan peringatan tsunami menyusul aktivitas erupsi yang menurun.

"Potensi erupsi besar menurun, sehingga kecil kemungkinan potensi tsunami," kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Ahad (21/4/2024).

Baca Juga

 Pada 1- 21 April 2024 sampai pukul 12.00 WITA, PVMBG mencatat ada 10 kali erupsi di Gunung Ruang yang dimulai pada tanggal 16 April 2024 pukul 13.37 WITA. Erupsi besar tercatat pada tanggal 17 April 2024 pukul 20.15 WITA, yang merupakan erupsi menerus disertai suara gemuruh dan getaran terasa hingga ke Pos Pengamatan Gunung Ruang di Desa Tulusan, Kecamatan Tagulandang.

Pada saat kejadian erupsi itu visual di Pulau Ruang teramati erupsi eksplosif disertai dengan lontaran material pijar dan awan panas. Bahkan, hujan batu dan pasir terjadi di Pulau Tagulandang yang berjarak 10 kilometer dari Gunung Ruang.

Hasil pemantauan visual yang dilakukan oleh PVMBG pada 21 April 2024 hingga pukul 12.00 WITA, teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tebal tinggi maksimal 200 meter dari puncak dan tidak teramati adanya erupsi. 

"Hal ini menunjukkan adanya penurunan aktivitas erupsi di Gunung Ruang," kata Hendra.

Adapun hasil pemantauan kegempaan pada 21 April 2024 periode 00.00-12.00 WITA tercatat 25 kali gempa vulkanik dangkal dan 19 kali gempa vulkanik dalam. Tim PVMBG telah memasang satu stasiun pemantauan berupa stasiun seismik di Pos Pengamatan Gunung Ruang yang berjarak kurang lebih lima kilometer dari puncak untuk memantau aktivitas Gunung Ruang.

"Potensi bahaya yang mungkin terjadi adalah erupsi eksplosif menghasilkan lontaran batu pijar ke segala arah yang bisa diikuti dengan awan panas maupun erupsi efusif aliran lava," kata Hendra.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement