Rabu 25 Dec 2019 14:06 WIB

17 Kerajaan Nusantara Pamerkan Kain Tenun Ratusan Tahun

Kain tenun berusia ratusan tahun warisan sejumlah kerajaan Nusantara.

Pemeran kain tenun melibatkan sejumlah kerajaan yang pernah berjaya di Nusantara. Foto ilustrasi kain tenun
Foto: Desy Susilawati/Republika
Pemeran kain tenun melibatkan sejumlah kerajaan yang pernah berjaya di Nusantara. Foto ilustrasi kain tenun

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Sebanyak 17 kerajaan Nusantara yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Keraton se-Nusantara (FSKN) memamerkan kain tenun dan songket warisan leluhur yang telah berusia ratusan tahun.

Koordinator Pameran Tenun dan Songket Pusaka, KRAy Intan Dewi Rumbinang, di Jakarta, Rabu (25/12), mengatakan pihaknya menginisiasi acara Pameran Tenun dan Songket Pusaka Kerajaan Nusantara diselengarakan di Balai Sarbini, Jakarta (21/12).

Baca Juga

“Kegiatan langka ini sengaja digelar dalam rangkaian acara Grand Final ajang Pemilihan Putra Putri Tenun Indonesia (PPTSI) 2019 yang berlangsung malam harinya di tempat sama,” katanya.

Pameran yang diikuti 17 kerajaan yang tergabung dalam FSKN tersebut memamerkan sebanyak 102 tenun dan songket yang telah berusia ratusan tahun dan masih terawat dengan baik. "Seperti kain dari Kesultanan Bima dan Kedatuan Pattoko Soppeng, Sulawesi Selatan, ada yang sudah berusia sampai 200 tahun," kata dia. 

Dia berharap melalui pameran tersebut masyarakat, terutama generasi muda semakin teredukasi dengan baik terkait kain tenun dan songket sebagai warisan budaya leluhur bangsa ini.

"Lewat pameran ini baru disadari bahwa kain tenun dari Kesultanan Bima, ternyata memuat aksara kuno dan sekarang masih dalam penelitian untuk diterjemahkan artinya," ungkap KRAy Intan.

Dalam kesempatan yang sama Ketua Umum FSKN GPRA Arief Natadingrat SE Sultan Sepuh ke IV Keraton Kasepuhan Cirebon mengimbau seluruh elemen masyarakat di Tanah Air untuk terus menjaga dan melestarikan warisan budaya bangsa. “Ini agar generasi penerus bisa mengakses informasi tentang nilai-nilai adiluhung budaya Nusantara,” kata GPRA Arief.

Sementara itu, Anna Mariana, penggagas acara sekaligus ketua panitia PPTSI 2019 ini mengajak masyarakat dan pemerintah untuk bersama-sama berjuang melestarikan peninggalan leluhur.

"Wastra peninggalan ini merupakan salah satu jejak sejarah, pencapaian estetika, dan intelektualitas para pendahulu, yang bisa menjadi bahan pengajaran tentang asal-usul dan jati diri bangsa" kata Anna.

Di tengah pameran digelar pula dialog budaya bertema "Tenun Pusaka Keraton sebagai Rekam Jejak Intelektual dan Estetika Leluhur Bangsa”. Pameran tenun dan songket pusaka Kerajaan Nusantara ini merupakan ajang perdana. Meskipun dilaksanakan hanya sehari, namun mendapat sambutan serta apresiasi positif dari para pengunjung.

"Insya Allah tahun depan akan kita gelar menjadi event bertaraf nasional tahunan dengan waktu yang lebih panjang dan peserta yang lebih banyak," ungkap Tengku Ryo Ketua Umum KTTI.

Kegiatan ini dirancang Yayasan Cinta Budaya Kain Nusantara (CBKN), Komunitas Tekstil Tradisional Indonesia (KTTI), dan Galeri Nusantara House of Marsya yang menjadi panitia PPTSI 2019.  

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement