REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Ketua DPR Akbar Tandjung menyayangkan adanya larangan perayaan ibadah Natal terhadap umat kristiani di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Ia mengingatkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang majemuk.
"Kita Indonesia ini masyarakat yang majemuk, kita punya falsafah negara Pancasila yang harus menghormati kemajemukan dan keanekaragaman," kata Akbar di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (24/12).
Sebagai bangsa yang menghormati nilai-nilai Pancasila, imbuhnya, maka seluruh warga negara harus menghormati keragaman dan kemajemukan. Termasuk memberikan kesempatan kepada umat beragama lain untuk beribadah.
"Jangan ada hambatan dalam melaksanakan kegiatan keagamaannya," ujarnya.
Politikus senior Partai Golkar itu mengisahkan contoh kehidupan yang majemuk. Akbar mengatakan meskipun dirinya seorang muslim, namun dirinya pernah bersekolah di sekolah yayasan katolik.
"Saya waktu SD pertama kali Muhammadiyah, lalu saya melanjutkan SD di sumut, saya masuk sekolah Nasrani, SMP saya masuk perguruan Cikini, SMA-nya katolik, Kanisius. Jadi itu menggambarkan bangsa kita bangsa majemuk," ucapnya.