REPUBLIKA.CO.ID, oleh Kamran Dikarma dan Febryan A
DUBAI -- Pelaku pembunuhan terhadap jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi telah divonis hukuman mati. Anak Jamal Khashoggi, Salah Khashoggi, mengaku keluarganya telah mendapatkan keadilan.
"Hari ini kita telah diberikan keadilan sebagai anak-anak almarhum, Insya Allah, Jamal Khashoggi. Kami menegaskan keyakinan kami pada peradilan Saudi di semua tingkatan, bahwa itu adil bagi kami dan bahwa keadilan telah tercapai," kata Salah Khashoggi lewat akun Twitter-nya, Senin (23/12).
Pengadilan Arab Saudi telah menjatuhkan hukuman mati kepada lima terdakwa yang terlibat dalam kasus pembunuhan jurnalis The Washington Post Jamal Khashoggi, Senin (23/12). Tiga terdakwa lainnya divonis penjara selama 24 tahun.
Vonis terhadap para terdakwa diumumkan Wakil Jaksa Penuntut Umum Saudi Shalaan al-Shalaan. "Pengadilan mengeluarkan hukuman mati pada lima pria yang secara langsung mengambil bagian dalam pembunuhan itu," kata dia dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Aljazirah. Saudi belum merilis identitas para terpidana mati tersebut.
Keputusan menjatuhkan hukuman mati terhadap para pelaku diambil setelah menggelar sembilan sesi persidangan yang nyaris tertutup. Hanya beberapa diplomat, termasuk dari Turki, dan anggota keluarga Khashoggi yang diizinkan mengikuti proses persidangan.
Shalaan menjelaskan pembunuhan terhadap Khasoggi di gedung konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018, tak direncanakan alias sebuah aksi spontan. "Investigasi menunjukkan bahwa pembunuhan tidak direncanakan. Keputusan diambil secara mendadak," ujarnya.
Kala itu mantan penasihat Kerajaan Saudi Saud al-Qahtani berkoordinasi dengan mantan wakil kepala intelijen Saudi Ahmed al-Asiri untuk memulangkan Khashoggi ke negara mereka. Namun negosiasi antara Khashoggi dan tim yang diutus ke gedung konsulat Saudi di Istanbul berlangsung alot.
Saat tim merasa mustahil untuk membawa pulang Khashoggi bersama mereka, keputusan untuk membunuhnya pun diambil. "Telah disepakati dalam konsultasi antara kepala tim negosiasi dan para pelaku untuk membunuh Khashoggi di dalam konsulat," kata Shalaan.
Saud al-Qahtani dan Ahmed al-Asiri sempat diselidiki keterlibatannya dalam kasus Khashoggi. Namun mereka tak didakwa karena minimnya bukti dan akhirnya dibebaskan. Saat ini mereka telah diberhentikan dari jabatannya masing-masing.
Pengadilan Saudi pun menyatakan bahwa konsul jenderal Saudi di Istanbul saat itu, yakni Mohammed al-Otaibi, tak bersalah. Dia dibebaskan dari penjara setelah vonis diumumkan, dikutip dari Reuters.
Para penyidik Turki mencari petunjuk yang mungkin ada terkait pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi di parkir basement, di konsulat Istanbul, Selasa (23/10).
Kritik Persidangan
Seorang konsultan legal, Mohamed Al-Mahmood, dalam wawancara dengan Al-Arabiya, mengatakan Saudi Arabia telah mengumumkan ke seluruh dunia kalau mereka memiliki sistem keadilan kriminal yang transparan dan independen dari pengaruh eksternal.
"Juri mendasarkan putusannya dari investigasi yang kredibel dan bukti kuat, yang mereka percaya meyakinkan dan jelas," katanya, dikutip dari Arab News.
Para terdakwa memiliki hak untuk mengajukan banding di pengadilan. Banding akan terjadi pengadilan tinggi dipimpinan lima hakim independen, setiap hakim akan berpengalaman lebih dari 20 tahun di sistem peradilan.
"Hakim akan mengulas ulang semua bukti dan menyelidiki lagi semua tuduhan ke setiap terdakwa," katanya.
Amnesty International namun menyebut hasil persidangan sebagai 'whitewash'. Agnes Callamard yang menyelidiki pembunuhan Khashoggi untuk PBB mengutuk persidangan dan menyebutnya sebagai ledekan bagi keadilan.
"Faktanya tidak ada pemimpin aksi dan negara yang sudah diselidiki berarti sistemnya memungkinkan bagai Jamal Khashoggi untuk dibunuh dan pembunuhnya tidak tersentuh," ujar Callamard.
Dalam 101 halaman laporan yang dirilis tahun ini oleh Callamard, mencantumkan detil dari rekaman audio yang diberikan pejabat Turki kepadanya. Dia melaporkan mendengar agen Saudi menunggu Khashoggi untuk tiba dan salah satunya bertanya bagaimana mereka akan mengeluarkan jasad Khashoggi.
"Jangan khawatir, persendiannya akan dipisahkan. Itu bukan masalah. Kalau kita ambil kantong plastik dan memotong-motongnya, semua akan berakhir. Kita akan membungkusnya satu per satu," ujar suara dalam rekaman audio.
Kepada Associated Press, tunangan Khashoggi yang berkebangsaan Turki Hatice Cengiz mengayakan keputusan pengadilan terlalu melanggar hukum untuk bisa diterima. "Ini tidak bisa diterima," ujarnya lewat pesan pendek.
Gambar ini diambil dari video CCTV yang diperoleh oleh penyiar Turki TRT World pada Ahad (21/10/2018), konon menunjukkan wartawan Saudi Jamal Khashoggi melewati pemeriksaan sebelum menuju konsulat Saudi, di Istanbul, sebelum masuk, Selasa, (2/10/2018).
Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengatakan Arab Saudi harus memastikan semua yang terlibat dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi bertanggung jawab. Hal itu dia sampaikan setelah pengadilan Saudi menjatuhkan hukuman mati kepada lima terdakwa dalam kasus tersebut.
"Keluarga Khashoggi layak melihat keadilan ditegakkan untuk pembunuhan brutalnya," ujar Raab pada Senin (23/12), dikutip laman Anadolu Agency.
Raab mengatakan, pembunuhan Khashoggi adalah kejahatan mengerikan. "Saudi harus memastikan semua yang bertanggung jawab dimintai pertanggungjawaban dan kekejaman seperti itu tak terjadi lagi," ujarnya.
Kendati demikian, Kantor Luar Negeri dan Persemakmuran Inggris tetap menentang penerapan hukuman mati dalam segala situasi sebagai prinsip. Selain menjatuhkan hukuman mati, tiga terdakwa lain dalam kasus Khashoggi divonis penjara selama 24 tahun.
Dikutip dari Reuters, Selasa (24/12), pejabat senior pemerintahan Trump menyebut vonis sebagai langkah penting menuntut pertanggungjawaban pelaku. Pejabat senior lainnya mengatakan Washington bisa menekan Saudi untuk bertanggung jawab memastikan pelaku teradili. Khashoggi adalah warga Amerika dan seorang pengkritik ke pemimpin de facto Pangeran Mohammed bin Salman.
Sumber yang dekat dengan intelijen Amerika mengatakan agensi pemerintah Amerika sebenarnya menolak validitas isi persidangan. Pakar CIA meyakini pangeran mahkota secara langsung memerintahkan, atau setidaknya menyetujui, pembunuhan Khashoggi.
Sumber mengatakan, lima pria yang divonis hukuman mati sebenarnya adalah pelaku terkecil dari tindakan pembunuhan tersebut. Sedangkan dua tentara yang lebih senior yang dilepaskan justru memegang peran yang lebih signifikan.
Namun kejaksaan Saudi telah mengatakan tidak ada bukti yang menghubungkan Saud al-Qahtani dan mantan kepala deputi intelijen Ahmed al-Asiri ke pembunuhan Khashoggi.
Khashoggi merupakan jurnalis kawakan Saudi. Ia kerap mengkritik kebijakan-kebijakan Saudi melalui tulisan-tulisannya. Hal itu yang akhirnya membuat dia tak diterima di negaranya sendiri. Ia pun memutuskan pindah ke AS dan menjadi kolumnis di The Washington Post.
Berada jauh dari negaranya tak membuat Khashoggi berhenti mengkritik kebijakan-kebijakan Saudi, termasuk perihal intervensi militer di Yaman yang telah memicu krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Opini-opininya di Washington Post justru kian tajam dan menohok Saudi. Khashoggi bahkan tak segan mengkritik Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman yang telah dipandang sebagai sosok reformis.
Infografis Jejak Waktu Pembunuhan Jamal Khashoggi.