Senin 23 Dec 2019 13:49 WIB

TNI Amankan 600 Kg Gula Ilegal di Perbatasan RI-Malaysia

Tumpukan karung gula ilegal ditemukan semak-semak.

TNI Amankan 600 KG Gula Ilegal di Perbatasan RI-Malaysia. Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) TNI AD di Entikong, Kalimantan Barat (Kalbar)/ilustrasi.
Foto: Republika/Rusdy Nurdiansyah
TNI Amankan 600 KG Gula Ilegal di Perbatasan RI-Malaysia. Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) TNI AD di Entikong, Kalimantan Barat (Kalbar)/ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, PUTUSSIBAU -- Satgas Pamtas Yonif Raider 641/Beruang berhasil mengamankan 12 karung gula pasir ilegal seberat 600 kilogram yang akan diselundupkan ke wilayah Indonesia. "Gula tersebut ditemukan di jalur tikus perbatasan sektor kanan PLBN Entikong, Kabupaten Sanggau," kata Dansatgas Pamtas Yonif Raider 641/Bru, Letkol Inf Kukuh Suharwiyono, melalui rilis Pendam XII Tanjungpura, Senin (23/12).

Kukuh mengatakan usaha penyelundupan gula ilegal tersebut berhasil digagalkan saat personel Pos Kotis Gabma Entikong yang dipimpin Sertu Syarif Beni Setiawan bersama empat anggota melaksanakan rotasi jaga di pos sektor kanan PLBN Entikong. Kemudian, mereka melanjutkan dengan kegiatan patroli di sekitar jalan tikus patok batas negara G.128.

Baca Juga

Usai pergantian personel melanjutkan patroli menuju titik kumpul yang telah ditentukan. Saat di perjalanan mendapati tumpukan karung dalam semak-semak. Curiga akan tumpukan tersebut, kemudian personel melakukan pemeriksaan.

"Setelah diperiksa ditemukan 12 karung gula pasir dengan berat total 600 kilogram yang diduga akan diselundupkan melalui jalur tikus sektor kanan PLBN Entikong sekitar patok batas negara G.128," kata Kukuh.

Menurut dia, barang bukti 12 karung gula pasir seberat 600 kilogram tanpa pemilik tersebut sudah diamankan di Pos Kotis Gabma Entikong dan selanjutnya diserahkan kepada Bea Cukai untuk pengembangan dan proses lebih lanjut. "Kami akan terus meningkatkan upaya pencegahan masuknya barang-barang ilegal ke wilayah Indonesia dengan memperketat pengawasan di jalur-jalur tikus perbatasan," ujar Kukuh.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement