Senin 23 Dec 2019 09:46 WIB

Megawati: Perempuan Jangan Takut Terjun ke Politik

Perempuan yang sekarang menduduki jabatan politik diharapkan menjadi inspirasi

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Esthi Maharani
Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri.
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri mengajak kaum perempuan untuk ikut terjun berpolitik. Ia mengatakan konstitusi Indonesia tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan, sebab dalam konstitusi kedudukan perempuan sama dan sederajat.

"Para perempuan jangan takut masuk ke dunia politik," kata Megawati dalam keterangan tertulisnya, Ahad (22/12).

Megawati mencontohkan, sejumlah tokoh yang pernah menduduki jabatan politik, seperti Menteri Keuangan Sri Mulyani, Ketua DPR Puan Maharani, dan dirinya sendiri yang merupakan presiden RI kelima. Ia berharap hal itu juga menjadi inspirasi bagi kaum perempuan lainnya.

“Semua capaian itu kita lakukan dengan perjuangan,” ujar Mega dalam peringatan Hari Ibu yang diselenggarakan BPIP di Jakarta.

Megawati mengisahkan bahwa peran perempuan dalam perjuangan bangsa sudah dilakukan oleh para pendahulu. Sebut saja RA Kartini,Tjut Nyak Dien, Dewi Sartika, hingga Fatmawati.

“Dia seorang perempuan pemberani yang mau membuat bendera kita yang saat itu masih dijajah," katanya.

Ia menuturkan, beberapa pihak berpikir bahwa Fatmawati hanyalah penjahit bendera sangsaka merah putih, namun menjadi pahlawan. Padahal, kata dia, kala itu sangatlah susah mecari kain merah untuk menjahit bendera pusaka.

"Waktu itu mencari kain putih sangat mudah, tapi merah sangat sulit," ujarnya.

Sementara itu Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui masih banyak hambatan bagi perempuan untuk bisa berkiprah dipanggung nasional dan internasional. Di antaranya konstruksi sosial dan kultural  yang menempatkan perempuan tidak boleh lebih maju dari laki-laki.

“Perempuan dianggap konco wingking,” katanya.

Padahal, imbuhnya, semua peran itu bisa dilakukan jika antar pasangan saling komunikasi dan berbagi peran. Putri Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid, Yenni Wahid, sependapat dengan Sri Mulyani. Kata dia, Komunikasi dengan pasangan itu sangat penting agar tidak terjadi keributan di belakang hari. Ia mencontohkan, misalnya suami merelakan istrinya kerja sementara ia mau mengambil peran urusan rumah tangga.

“Itu tidak menjadi masalah asal keduanya sudah komunikasi dan bersepakat,” ujarnya.

Acara yang bertema 'Perempuan Hebat Indonesia Maju' itu dihadiri sejumlah tokoh, seperti Wakil Ketua Dewan Pengarah BPIP Try Sutrisno, jajaran BPIP, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya. Sejumlah pengusaha perempuan sukses, dan perempuan-perempuan lainnya juga hadir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement