Ahad 22 Dec 2019 22:21 WIB

Para Menteri Apresiasi Program Antikekerasan Seksual di BUMN

Menteri BUMN Meluncurkan program Anti Kekerasan Seksual.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Dwi Murdaningsih
Menteri BUMN Erick Thohir melambaikan tangan usai mengikuti perayaan Hari Ibu Kerja Profesional tanpa Pelecehan Seksual di Jakarta, Ahad (22/12).
Foto: Republika/Prayogi
Menteri BUMN Erick Thohir melambaikan tangan usai mengikuti perayaan Hari Ibu Kerja Profesional tanpa Pelecehan Seksual di Jakarta, Ahad (22/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziah, mengapresiasi program Anti Kekerasan Seksual yang diluncurkan di lingkungan Kementerian BUMN tersebut. Menurutnya, langkah serupa memang dibutuhkan mengingat pelecehan seksual masih banyak terjadi di lingkungan kerja.

"Kalau kampanye #gerakansayaberani ini dilakukan, kita bisa antisipasi dan menekan angka kekerasan seksual," kata Ida yang turut menghadiri Peringatan Hari Ibu Kementerian BUMN.

Baca Juga

Hari ini, Ahad (22/12) Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meluncurkan program Anti Kekerasan Seksual. Program ini diluncurkan untuk melindungi para karyawan khususnya perempuan di lingkungan kerja.

Ida mengakui, pelaporan terhadap pelecehan seksual masih sangat kecil. Berdasarkan data Kementerian Ketenagkerjaa, hanya saru dari empat korbnb kekerasan seksual yang berani melaporkan. Hal tersebut lantaran kasus serupa dinilai sangat tabu bagi kultur dan budaya di Indonesia.

"Oleh karena itu saya harap ini gerakan bisa dilakukan juga diperusahaan lain," tambahnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani turut mengapresiasi gebrakan yang dilakukan Kementerian BUMN tersebut. Sri mengakui perlu ada mekanisme khusus di korporasi maupun institusi untuk menjamin keamanan para karyawan perempuan.

Menurutnya, mekanisme yang dibangun BUMN adalah inisaitif yang baik. Sri berharap, semua CEO BUMN bisa membangun mekanisme khusus tersebut agar bisa menghasilkan lingkungan kerja yang produktif.

"Jajaran karyawan harus memiliki saluran yang aman untuk mereka apabila mereka menjadi objek pelecehan seksual," kata Sri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement