Kamis 19 Dec 2019 20:43 WIB

Dua Anak di Kupang Meninggal karena DBD

Salah satu pasien meninggal DBD adalah anak tenaga medis.

Dua Anak di Kupang Meninggal karena DBD. Pasien demam berdarah dengue (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Dua Anak di Kupang Meninggal karena DBD. Pasien demam berdarah dengue (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Wali Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Jefrison Riwu Kore mengatakan penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang sedang melanda daerah ini telah mengakibatkan dua orang meninggal dunia.

"Sudah dua warga Kota Kupang yang meninggal akibat serangan penyakit DBD setelah daerah ini masuk musim pancaroba," kata Wali Kota Kupang Jefrison Riwu Kore dalam jumpa pers dengan wartawan, Kamis (19/12).

Baca Juga

Ia mengatakan, dua orang yang meninggal akibat demam berdarah itu merupakan pasien yang masih berusia anak-anak. Salah satu penderita DBD yang meninggal  merupakan anak seorang tenaga medis di daerah itu.

"Kami tentu sangat menyesalkan adanya peristiwa itu karena salah satu penderita yang meninggal adalah anak dari seorang tenaga medis yang seharusnya bisa mendeteksi secara dini tentang gejala DBD itu," kata Jefrison dalam kegiatan yang turut dihadiri berbagai kepala OPD dan Direktur RSUD SK Lerik, Marsiana Halek.

Ia mengatakan, pemerintah Kota Kupang terus mendorong masyarakat di daerah ini untuk melakukan upaya pencegahan sarang nyamuk (PSN) melalui 3M plus dalam mencegah serangan penyakit demam berdarah dengue (DBD). Menurut Jefrison yang turut didampingi penjabat Sekda Kota Kupang, Elivianus Wairata kegiatan 3M plus yang perlu dilakukan.

Kegiatan 3 M, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup rapat semua tempat penampungan air seperti bak mandi maupun drum, serta mengubur atau mendaur barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah. Sedangkan plusnya adalah menabur bubuk abate pada tempat penampungan air yang sulit untuk dibersihkan sehingga tidak menjadi sarang nyamuk.

Dia mengatakan, dalam mengatasi demam berdarah dibutuhkan peran serta masyarakat di ibu kota provinsi NTT ini untuk rutin membersihkan lingkungan rumah sehingga tidak memungkinkan bagi nyamuk Aedes aegypti berkembang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement