Rabu 18 Dec 2019 17:14 WIB

BPBD Lebak Waspada Banjir dan Ular Berbisa

Lebak rawan banjir karena memiliki 17 sungai besar dan ratusan anak sungai.

BPBD Lebak Waspada Banjir dan Ular Berbisa. Wartawan meliput di area pemukiman yang porak poranda diterjang banjir bandang di Kampung Panggeleseran, Desa Citorek Kidul, Lebak, Banten (ilustrasi).
Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
BPBD Lebak Waspada Banjir dan Ular Berbisa. Wartawan meliput di area pemukiman yang porak poranda diterjang banjir bandang di Kampung Panggeleseran, Desa Citorek Kidul, Lebak, Banten (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Banten mewaspadai bencana banjir dan ular berbisa memasuki musim penghujan. "Kita sepekan terakhir ini curah hujan cenderung meningkat, bahkan Kecamatan Bayah dan Cibeber diterjang banjir bandang dan longsoran," kata Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Lebak Madias, Rabu (18/12).

BPBD Lebak sudah menyebar surat imbauan kepada masyarakat, khususnya yang tinggal di sekitar daerah aliran sungai (DAS) yang kerap diterjang banjir. Masyarakat yang tinggal di DAS jumlahnya mencapai ribuan kepala keluarga(KK) dan tersebar di 16 kecamatan.

Baca Juga

Selama ini, wilayah Kabupaten Lebak masuk kategori rawan banjir karena memiliki 17 sungai besar dan ratusan anak sungai. Kawasan hulu sungai itu terdapat Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) dan hutan lindung serta hutan adat Badui.

Intensitas curah hujan tinggi dapat menimbulkan luapan arus sungai besar, di antaranya Sungai Ciujung, Sungai Ciberang, Sungai Cisimeut, Sungai Cimadur, dan Sungai Cicinta. "Kami berharap masyarakat yang tinggal di bantaran DAS dapat meningkatkan kesiagaan bencana banjir itu," katanya.

Madias mengimbau masyarakat Kabupaten Lebak waspada curah hujan tinggi dan populasi ular berbisa. Biasanya, pada musim hujan tersebut ular tanah (Ankistrodon rhodostoma) berkeliaran di ruas jalan, kebun, permukiman warga, dan di bawah pohon yang suhunya dingin.

Populasi ular berbisa di Kabupaten Lebak tersebar di 28 kecamatan. Ular tersebut sangat mematikan jika terlambat ditangani medis.

Selama ini, populasi ular berbisa masih banyak karena habitatnya di hutan dan halaman rumah. "Kami minta warga jika berpergian malam hari waspada terhadap gigitan ular berbisa itu," katanya.

Ia menyebutkan, saat ini sejumlah daerah langganan banjir tersebar di Kecamatan Wanasalam, Banjarsari, Rangkasbitung, Warunggunung, Cileles, Cibadak, Leuwidamar, Bayah, Gunung Kencana, Cikulur, Cimarga, Kalanganyar, Sobang, Cibeber, Cilograng, dan Sajira. Kebanyakan warga yang terdampak banjir karena tinggal di sekitar DAS.

"Kami berharap warga dapat meningkatkan kewaspadaan banjir dan ular berbisa untuk mengurangi risiko kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa," katanya.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement