Selasa 17 Dec 2019 22:43 WIB

Staf Khusus Presiden Pernah Disindir Guru karena Jualan

Billy mengaku dia harus berjualan kue buatan ibunya untuk menghidupi keluarga.

Billy Gracia Yosaphat Mambrasar (tengah) bersama Presiden Joko Widodo an staf khusus milenial lainnya (kiri ke kanan) CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra, Perumus Gerakan Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi, Pendiri Ruang Guru Adamas Belva Syah Devara, CEO dan Founder Creativepreneur Putri Indahsari Tanjung, Pendiri Thisable Enterprise Angkie Yudistia dan Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia/PMII Aminuddin Ma'ruf.
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Billy Gracia Yosaphat Mambrasar (tengah) bersama Presiden Joko Widodo an staf khusus milenial lainnya (kiri ke kanan) CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra, Perumus Gerakan Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi, Pendiri Ruang Guru Adamas Belva Syah Devara, CEO dan Founder Creativepreneur Putri Indahsari Tanjung, Pendiri Thisable Enterprise Angkie Yudistia dan Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia/PMII Aminuddin Ma'ruf.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar berbagi cerita kisahnya ketika dia pernah disindir guru karena berjualan kue. "Ya misalnya; 'pantas kamu dapat nilai segini, kamu jualan terus. Padahal kan saya jualan karena saya harus 'survive'," kata Billy di Jakarta, Selasa.

Billy mengaku dia harus berjualan kue buatan ibunya untuk menghidupi keluarga. Dari pengalaman itu, Billy belajar bahwa tenaga pengajar sebaiknya tidak subjektif menilai siswa.

Baca Juga

Billy menambahkan pada saat dia sekolah, dirinya harus membantu mamanya berjualan kue seperti donat, panada, dan lemper. Pendiri Yayasan Kitong Bisa yang fokus mengurusi pendidikan anak-anak di Papua menyampaikan pesan bahwa pendidikan adalah proses belajar, baik belajar kehidupan maupun akademik.

Saat ini, Billy juga membangun PT Papua Muda Inspiratif yang akan mencetak pengusaha-pengusaha muda berbakat dari Indonesia Timur. Dia menilai pemuda Papua dalam mengenyam pendidikan jangan hanya "mengincar" ijazah, tetapi mendalami ilmu yang didapat serta mengasah talenta atau kemampuan yang dimiliki.

Pria berumur 32 tahun yang lulus sarjana dari Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB itu mengaku tidak ada yang berubah dari gaya hidupnya setelah menjadi Staf Khusus Presiden Joko Widodo. Dia pun mengatakan gemar naik motor ketika bertugas ke Istana Kepresidenan Jakarta dari tempat tinggalnya di Depok, Jawa Barat.

Saat ini, Billy dalam proses penyelesaian tesis studi gelar Magister (MSc) dalam bidang bisnis di Universitas Oxford, Inggris. Gelar tersebut merupakan gelar keduanya, setelah menyelesaikan studi di Australian National University (ANU) dengan beasiswa dari Pemerintah Australia dan menjadi mahasiswa terbaik pada 2015.

Billy menyampaikan pesan kepada putra putri Papua agar jangan pantang menyerah untuk berkreativitas membangun bangsa. "Jadi untuk teman-teman Papua, anak-anak Papua dan teman-teman seluruh Indonesia marilah kita berkarya untuk membantu sesama kita yang memang butuh uluran kita. Supaya kita bisa membuat Indonesia yang lebih baik, kita bisa buat dunia yang lebih baik lagi," demikian Billy mengakhiri wawancara.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement