REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Timur Difi A. Johansyah mengatakan, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada 2020 diproyeksikan pada rentang 5,3 persen hingga 5,8 persen, dengan tingkat inflasi yang terjaga. Berkaca dari pertumbuhan ekonomi Jatim sepanjang 2019, yang ditopang pertumbuhan sektor industri pengolahan, perdagangan besar, dan informasi komunikasi yang secara konsisten melebihi pertumbuhannya di skala Nasional.
Pertumbuhan ini, kata Difi, didukung pula inflasi yang terjaga dengan baik. “Hingga November 2019, inflasi Jatim tercatat sebesar 2,2 persen (YoY), lebih rendah dibandingkan nasional yang 3,00 persen. Sampai dengan akhir 2019 akan konsisten di bawah nasional,” kata Difi saat mengikuti pertemuan tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2019 Provinsi Jatim di Surabaya, Selasa (17/12).
Meski demikian, lanjut Difi, berbagai tantangan masih akan dihadapi perekonomian Jawa Timur ke depan. Di antaranya, pertumbuhan kredit Jatim yang relatif lebih rendah dibanding nasional, dan peningkatan cukai rokok yang disinyalir akan menurunkan konsumsi dan produksi rokok.
"Serta perlunya upaya peningkatan produktivitas sejalan dengan peningkatan Upah Minimum Provinsi (UMP) serta neraca perdagangan Luar Negeri Jawa Timur yang masih defisit," kata Difi.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, lanjut Difi, sinergi dan inovasi menjadi kunci untuk mendorong akselerasi perekonomian Jawa Timur. Demi mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan Jawa Timur, Bank Indonesia akan mengerahkan 190 klaster komoditas pangan dan komoditas unggulan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Selain itu, Bank Indonesia juga akan memanfaatkan big data untuk akselerasi dan elaborasi informasi Jawa Timur serta integrasi platform digital farming. Ini, kata Difi, diharapkan mampu meningkatkan produktivitas di sektor pertanian. Implementasi QRIS sebagai standar QR Code pembayaran di Indonesia juga akan terus diperkuat.
“Bank Indonesia juga akan terus mendukung program One Pesantren One Product (OPOP) melalui rencana tindak lanjut rencana kerja Koperasi Sarekat Bisnis Pesantren (KSBP),” kata Difi.