Rabu 18 Dec 2019 03:00 WIB

Cilacap Masuk 100 Daerah Prioritas Penanganan Stunting

Di tingkat Jateng, Cilacap masuk 11 kabupaten prioritas

Rep: Eko Widyatmo/ Red: Agung Sasongko
Cilacap
Cilacap

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Kabupaten Cilacap menjadi salah satu kabupaten yang mendapat prioritas penanganan stunting. ''Di tingkat nasional, Cilacap masuk 100 daerah prioritas penanganan stunting. Di tingkat Jateng, masuk 11 kabupaten prioritas,'' jelas Wakil Bupati Cilacap Syamsul Aulia Rachman, Selasa (17/12).

Untuk itu dia menyatakan, Pemkab Cilacap sudah berupaya menurunkan angka kasus stunting melalui berbagai kebijakan lintas sektor. ''Kasus stunting memang tidak bisa hanya ditangani oleh satu OPD. Namun harus melibatkan OPD lain dan juga masyarakat,'' katanya.

Dalam seminar 'Mengawal 1.000 hari pertama masa emas kehidupan anak', Bupati mengakui, masalah kesehatan anak di Kabupaten Cilacap memang masih memprihatinkan.

Berdasarkan data Kesehatan Dasar (Riskedas) 2013, prevalensi stunting di Kabupaten Cilacap mencapai sebesar 32,32 persen. ''Berdasarkan data itu, maka ada sekitar 6.600 riil kasus stunting di Cilacap,'' katanya.

Leih dari itu dia menyebutkan, kasus yang lebih buruk dari stunting juga masih terjadi di Cilacap. Antara lain, kasus gizi buruk yang pada tahun 2018 ditemukan  51 kasus, dan kasus wasting atau balita kurus yang mencapai 3,8 persen.

Khusus masalah stunting, Syamsul menyebutkan akar permasalahannya bukan hanya karena faktor kemiskinan. Namun juga karena ketidaktahuan masyarakat mengenai pola pengasuhan anak, hingga kebutuhan gizi ibu hamil.

''Data Dinkes Cilacap menyebutkan, sekitar 60 persen anak usia 0-6 bulan di Cilacap tidak mendapatkan ASI eksklusif. Selain itu, 2 dari 3 anak pada usia 6-24 bulan tidak mendapatkan MPASI (Makanan Pendamping ASI),'' katanya.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Cilacap dr Pramesti Griana Dewi, mengatakan jumlah kasus stunting di Cilacap memang masih cukup tinggi. ''Ini menjadi pekerjaan rumah bagi semua elemen masyarakat. Terutama dalam hal pencegahan,'' katanya.

Dia menegaskan, anak usia dua tahun yang terlanjur mengalami stunting sudah tidak bisa diobati. Untuk itu, upaya yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan pencegahan. ''Pencegahan stunting dimulai dari masa remaja putri. Sebelum memasuki pernikahan, seorang remaja putri harus tidak mengalami anemia,'' katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement