REPUBLIKA.CO.ID, MENTOK, BABEL -- Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mendorong produk teh daun kelor menjadi ikon baru Pantai Siangau untuk dijadikan buah tangan oleh pengunjung.
"Teh yang terbuat dari daun kelor dan sudah rutin diproduksi warga lokal tersebut cukup menarik untuk dijadikan oleh-oleh khas pengunjung Pantai Siangau," kata petugas penyuluh Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Kabupaten Bangka Barat, Ridwan Sho'im Hidayat di Mentok, Selasa (17/12).
Menurut dia, teh berbahan baku daun kelor sudah diproduksi para anggota kelompok usaha di Desa Teluk Limau, Kecamatan Parittiga dalam tiga tahun terakhir.
Selain kualitas semakin baik, kelompok usaha tersebut juga sudah memroduksi teh daun kelor secara rutin dan dipasarkan di berbagai daerah sehingga usaha yang dijalankan semakin berkembang.
"Kami akan terus melakukan pendampingan dengan melakukan berbagai terobosan agar pemasaran semakin baik, baik dengan pola pemasaran tradisional maupun pemanfaatan media sosial," katanya.
Selain itu, untuk meningkatkan kualitas produk, pemkab juga melakukan pendampingan dan fasilitasi dalam perbaikan kemasan produk, legalitas dan pemasaran.
"Untuk mendongkrak pemasaran, rencana produk ini akan dipasarkan melalui kerja sama antara kelompok usaha dengan BUMDes sebagai salah satu souvenir tiket masuk Pantai Siangau," katanya.
Untuk saat ini, kelompok pelaku usaha Kaudafa dan UPPKS Raflesia Desa Teluk Limau terus melakukan inovasi kemasan produk agar semakin menarik dan harga lebih terjangkau.
Untuk kemasan teh celup isi 20 kantung saat ini dijual dengan harga Rp25.000, jika dijadikan souvenir tiket masuk Pantai Siangau bisa dengan produk kemasan isi dua atau tiga kantung sehingga harga lebih terjangkau.
"Kami optimistis inovasi pola pemasaran ini akan sangat berpengaruh terhadap jumlah penjualan produk tersebut, untuk itu kami harapkan pemerintah desa, BUMDes dan kelompok pengelola Pantai Siangau bisa membantu agar produk tersebut semakin laku," katanya.