REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Rektor Universitas Gadjah Mada Panut Mulyono berharap praktisi bidang kehumasan ikut menjaga jati diri bangsa. Di antaranya melalui praktik komunikasi yang ramah.
"Harus demikian cara-cara berhumas, berkomunikasi, karena kita sebagai bangsa yang memiliki jati diri yang ramah," kata Panut saat berbicara dalam sesi diskusi "Keunggulan Lokal dan Solusi Keunggulan Global" pada Konvensi Nasional Humas 2019 di Yogyakarta, Selasa (17/12).
Menurut Panut, selain ramah, dalam menjalankan tugasnya, humas juga harus mampu memperkuat dan mencerminkan jati diri bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi keberagaman dan menghargai perbedaan.
Di depan ratusan praktisi humas, Panut mengatakan bahwa keberagaman di Indonesia yang memiliki 17.504 pulau, 1.600 suku, dan 726 bahasa daerah harus dimaknai sebagai keunggulan dan menjadi kekuatan di kancah global.
"Ini harus kita maknai sebagai keunggulan, tidak boleh dilihat sebagai kelemahan. Melalui keberagaman justru jati diri bangsa bisa diperkuat," kata Panut.
Panut mengatakan keberagamaan itu akan menjadi kekuatan apabila dilandasi dengan nilai-nilai dasar Pancasila. Di sisi lain, kekuatan itu juga harus digunakan untuk membendung gempuran budaya asing yang masuk ke Indonesia.
"Infiltrasi budaya sangat kuat. Kita tahu bagaimana pengaruh budaya dari Timur Tengah dan barat masuk. Kita yang punya jati diri harus bisa menyerap esensi budaya asing tapi tidak boleh menggusur budaya lokal," kata dia.
Humas, kata Panut, memiliki kedudukan sangat penting dan strategis dalam sebuah lembaga atau perusahaan. Menyadari hal itu, UGM sebagai institusi pendidikan tinggi yang dipimpinnya selama ini memberikan porsi yang baik untuk bidang kehumasan.
"Peran humas sangat penting karena apa yang kita lakukan di perguruan tinggi, ketika tidak dikomunikasikan kepada masyarakat maka tidak akan diketahui masyarakat," kata dia.
Konvensi Nasional Humas 2019 dengan tema "Humas 2020: Kearifan Lokal, Solusi Global" itu digelar oleh Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas). Kegiatan itu berlangsung 16-17 Desember dengan diikuti sebanyak 600 peserta dari perwakilan badan pengurus pusat dan pengurus cabang Perhumas dari berbagai daerah di Indonesia.