Selasa 17 Dec 2019 10:46 WIB

Gibran Ikut Pilkada, Survei: Pemilih PDIP Terbelah di Solo

Di PDIP ada keterbelahan yang sangat besar di Kota Solo.

Putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka (tengah) berjalan menuju Kantor DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah untuk mengembalikan formulir pendaftaran pencalonan sebagai Wali Kota Surakarta di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (12/12/2019).
Foto: Antara/R. Rekotomo
Putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka (tengah) berjalan menuju Kantor DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah untuk mengembalikan formulir pendaftaran pencalonan sebagai Wali Kota Surakarta di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (12/12/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga survei Median menyatakan, suara pemilih Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) relatif terbelah pilihannya antara putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, dan pejawat Achmad Purnomo yang kini menjabat wakil wali kota Solo. Berdasarkan survei, suara pemilih PDIP masih lebih besar ditujukan untuk pejawat.

Direktur Utama Median Rico Marbun menuturkan, pemilih PDIP yang memilih Purnomo sebesar 43,7 persen, sedangkan yang memilih Gibran sebanyak 36,7 persen. "Di PDIP ada keterbelahan yang sangat besar di Kota Solo, dari 100 persen pemilih PDIP di Kota Solo, itu 43,7 persen pilih Achmad Purnomo," ujar Rico Marbun saat konferensi pers di kawasan Jakarta Pusat, Senin (16/12).

Baca Juga

Dewan Pengurus Cabang (DPC) PDIP Kota Solo sudah mengusulkan pasangan Achmad Purnomo dan Teguh Prakosa untuk diusung dalam Pilkada Kota Solo. Keduanya dipilih melalui penjaringan tertutup yang dilakukan di tingkat pengurus ranting hingga pengurus anak cabang (PAC). Sementara, Gibran yang sudah tertutup peluangnya untuk diusulkan DPC, akhirnya mendaftar melalui DPD PDIP Provinsi Jawa Tengah.

Menurut Rico, munculnya nama Gibran membuat suara pemilih PDIP di Solo terbelah. Sebab, Gibran juga didorong sebagian kader PDIP Kota Solo. "Seperti kita tahu, DPC Kota Solo sudah memiliki pasangan jagoan sendiri. Bukan hanya kandidat, melainkan berupa pasangan. Tapi, kali bisa dilihat di sini, konstituen PDIP terbelah di sini. Hampir separuhnya pilih Achmad Purnomo, hampir separuhnya juga pilih Gibran," tutur Rico.

Selain PDIP, Median juga menyisir pemilih dari partai lainnya. Temuan menunjukkan bahwa pemilih Partai Demokrat cenderung memilih Gibran di Pemilihan Wali Kota (Pilwakot) 2020 sebanyak 50 persen, lainnya 25 persen, dan 25 persen lagi tidak menjawab.

Sementara, pemilih Partai Gerindra yang menentukan pilihannya untuk Gibran cukup besar, yaitu 31,8 persen dan 43,2 persen untuk Achmad Purnomo. Pemilih partai lain yang juga cukup besar memilih Gibran adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebanyak 42,9 persen dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebesar 50 persen.

Secara elektabilitas, survei Median juga menemukan elektabilitas pejawat Achmad Purnomo sangat jauh meninggalkan Gibran. Elektabilitas terbuka Purnomo sebesar 40,9 persen, sedangkan Gibran hanya mengantongi 19,1 persen. Sementara, elektabilitas tertutup pejawat sebesar 45 persen, sedangkan Gibran hanya di angka 24,5 persen.

Rico menuturkan, alasan warga Solo memilih Purnomo karena berpengalaman, merakyat, dan belum ada calon lain. Sementara, warga yang memilih Gibran beralasan karena dia muda, pengusaha kreatif, dan anak Jokowi.

Kendati masih tertinggal, menurut Rico, Gibran masih berpeluang besar menyusul Purnomo karena ada waktu sembilan bulan menjelang Pilkada 2020. Akan tetapi, Gibran harus mengambil pemilih rasional Purnomo, bukan alasan emosional. "Masih sangat mungkin berubah karena waktu pilkada masih sembilan bulan lagi," kata dia.

Selain itu, tingkat keterkenalan atau popularitas Gibran pun masih kalah dari Purnomo di kalangan warga Solo. Rico mengatakan, ada 18 nama yang muncul dalam survei, dua nama teratas di atas rata-rata, yaitu Gibran dan Purnomo. "Hanya ada dua nama popularitas di atas yang lain. Achmad Purnomo 94,5 persen dan kedua Gibran 82,3 persen, sisanya semua di bawah 50 persen," ujar Rico.

Median melakukan survei tersebut pada 3-9 Desember 2019 terhadap 800 responden yang merupakan warga Solo pemilik hak pilih. Survei menggunakan multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 3,5 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. N mimi kartika, ed: agus raharjo

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement