REPUBLIKA.CO.ID, MUARA LABUH -- Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Solok Selatan Zulkarnaini mengatakan ada 10 sekolah yang harus menunda pelaksanaan ujian akhir sekolah karena bencana banjir yang melanda empat kecamatan di Solsel sejak akhir pekan kemarin. Dari 10 sekolah itu menurut Zulkarnaini, terdiri atas sembilan SD dan satu SMP.
"Ya nanti ujian susulan sisanya kita laksanakan setelah libur," kata Zulkarnaini saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (17/12).
Zulkarnaini menjelaskan ada sekolah yang sudah menyelesaikan setengah dari total mata pelajaran, ada juga yang tinggal beberapa mata pelajaran saja. Pekan ini harusnya pelajar di Sumatra Barat pada umumnya sudah akan menerima rapor semester.
Akan tetapi, di Solok Selatan khususnya di tiga kecamatan yang terkena banjir yakni Kecamatan Sungai Pagu, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh dan Kecamatan Sangir Batanghari para siswa akan libur sebelum menerima rapor akhir semester. Rapor siswa, kata Zulkarnaini, akan diberikan begitu libur telah usai dan ujian susulan terlaksana.
Zulkarnaini mengatakan 10 sekolah yang terendam banjir sudah dibersihkan oleh tim siaga bencana dari BPBD, TNI/Polri dan masyarakat. Ada banyak kerugian yang dialami sekolah seperti kerusakan fasilitas, buku-buku, arsip, peralatan elektronik dan lain-lain.
Kondisi paling parah, menurut Zulkarnaini, dialami tiga sekolah yang terletak di Jorong (setara desa) Talantam, Nagari Lubuk Ulang Aling Selatan. Sekolah tersebut yaitu satu SMP dan dua SD terendam habis karena banjir di Talantam sampai setinggi leher orang dewasa.
"Kalau sekolah di Talantam itu habis semua. Tak ada lagi sisa (fasilitas) sekolah yang dapat diambi atau dipakai. Karena tinggi banjir sampai ke plafon sekolah," ucap Zulkarnaini.
Zulkarnaini mengatakan belum bisa menakar berapa kerugian yang dialami Dinas Pendidikan khususnya sekolah-sekolah akibat banjir tersebut. Ia menyebut pemerintah kabupaten nanti akan membantu pengadaan fasilitas-fasilitas sekolah yang rusak. Tapi yang akan cukup sulit, menurut Zulkarnaini, ialah memulihkan data atau arsip yang selama ini masih tersimpan secara fisik.
"Arsip ini yang mungkin akan susah. Beberapa ada yang sudah disimpan di komputer. Tapi ada juga yang tidak disimpan dalam komputer," kata Zulkarnaini menambahkan.
Banjir kembali melanda Solok Selatan pada Jumat (13/12 di empat kecamatan yakni Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, Kecamatan Pauh Duo, Kecamatan Sungai Pagu dan Kecamatan Sangir Batanghari.
Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solok Selatan, Richi Amran sejauh ini kerugian yang diderita Solsel akibat banjir kali ini sekitar Rp 16,01 miliar. Dari empat kecamatan, ada 15 nagari yang terdampak bencana banjir dengan jumlah penduduk sekitar 6.677 jiwa dari 1.774 KK yang menjadi korban.
Kerugian terbesar dialami Kecamatan Sangir Batanghari yakni sebesar RP 7,5 miliar. Di Sangir Batanghari terdapat dua jembatan putus, enam rumah hanyut dan beberapa fasilitas umum seperti kantor wali nagari, sekolah, tempat ibadah rusak. Di Kecamatan Sangir Batanghari terdapat 116 jiwa dari 38 KK terpaksa mengungsi karena rumah hancur dan rusak berat.