REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Museum Siwalima provinsi Maluku menggagas diskusi terumpun masa depan tenun Maluku Barat Daya (MBD).
Diskusi terumpun merupakan kegiatan pengelolaan koleksi museum yang bertujuan untuk mendapatkan sebanyak mungkin data tenun MBD yang juga merupakan koleksi yang ada di Museum Siwalima, kata kepala museum itu Jean Saiya di Ambon, Senin (16/12).
Menurut dia, museum bukan hanya memiliki tugas untuk mengumpulkan, merawat, menyimpan dan memamerkan tetapi juga untuk melestarikan dan memanfaatkan benda warisan budaya, dan bukti sejarah alam dalam rangka kepentingan studi, penelitian dan rekreasi.
"Museum juga berperan dalam menunjang karakter bangsa, terutama generasi muda untuk melestarikan sejarah dan budaya," ujarnya.
Jean mengemukakan, diskusi terumpun tenun MBD diharapkan dapat mengembangkan data koleksi museum dan dapat ditingkatkan menjadi kajian, disuulkan dan ditetapkan sebagai benda cagar budaya nasional.
"Rekomendasi diskusi ini akan mendapatkan kajian dan data koleksi tenun MBD, yang akan kita usulkan kepada direktorat pelestarian cagar budaya dan permuseumam untuk ditetepkan menjadi benda cagar budaya nasional," jelasnya.
Melalui kegiatan ini, katanya dapat menggelitik seluruh komponen yang bertanggung jawab untuk memajukkan kebudayaan Maluku lewat tenun MBD ke ajang nasional maupun internasional.
Tujuan lain pihaknya juga ingin menggelitik generasi muda untuk mencintai seni menenun.
Kenyataan yang terjadi saat ini penenun khususnya dari MBD,semakin hilang karena pekerjaan menenun membutuhkan keterampilan keahlian kesabaran juga daya kreatifitas dan inovasi dari penenun.
"Generasi muda yang diikutsertakan dalam kegiatan ini diharapkan dapat menyadari sungguh bahwa Maluku ini kaya akan hasil kebudayaan, dan dengan kesadaran itu meraka dapat mencintai museum sebagai tempat pelestarian kekayaan budaya dan dapat mewarsikan kepada yang lain," terangnya.